Skinpress Demo Rss

Apathetic : A Prologue.

Filed Under ( ) by Pitiful Kuro on Wednesday, December 17, 2008

Posted at : 12:24 AM

Oke, salah gue emang, menunda-nunda waktu pengerjaan makalah yang sebenernya mencapai satu bulan, tapi dengan cerdasnya gue menggunakan dua puluh delapan hari dengan ongkang-ongkangan kaki. Guess what? Yeah, lusa ada pengumpulan tugas makalah resensi buku, dan bagian terbaiknya, gue belom kelar, bahkan setengah isi dari buku yang mau gue resensi.. Cakep dah. Dan sekarang, di pagi buta gini, di-sela-sela menyelesaikan bab VI, gue mau menumpahkan beberapa hal yang ada di otak. Oke? Seep.

Sekarang gue mau mengisi blog gue dengan hal yang berguna sedikit, setelah insomnia dan artikel adaptasi dari Volker Grassmuck, jelas, blog ini selebihnya cuma berisikan sampah-sampah yang ngga bisa didaur ulang lagi, rite. Well, honestly, banyak hal yang lewat dikepala gue dalam sepuluh jam terakhir. Seolah orang-orang diluar sana itu berkomplot dalam suatu konspirasi untuk menjebak gue agar tenggelam dalam de javu berkepanjangan yang terasa nyata, cis, kalian kejam. Oke, dari sekian blabber yang lewat, gue memilih satu tema, satu kata yang sejujurnya cukup melekat dalam definisi siapa gue sekarang. That word will sounds : Apathetic.

Apatis, gue bukan orang yang rajin membuka KBBI, untuk definisi berbahasa Indonesia-nya, gue mempersilahkan orang lain yang bersuara, sip? Siiip. Definition is quoted from Wikipedia.

is a state of indifference, or the suppression of emotions such as concern, excitement, motivation and passion.

Oke, apa yang ada dipikiran gue saat membaca definisi manis yang diberikan om wiki kita tercinta? Oh yeah, gue mengangguk. Kalimat majemuk diatas itu menggambarkan seperti apa gue pada saat ini. Bahkan, di suatu kesempatan, gue ditanya, “mau meninggal umur berapa?” oleh seseorang dari angkatan atas. Dan gue, dengan ragu-ragu, menjawab, “40,” yes. Gue ragu, gue ragu andaikata gue menyebutkan angka dua puluh satu, maka pertemuan itu akan berubah jadi ceramah singkat soal bersyukur-tidaknya kita menjalani hidup, for god sake, i lie.

Kenapa otak gue menset sedemikian singkatnya gue mau hidup? Jawaban gampang yang bisa gue berikan adalah, “yeap, ngga ada hal yang menyenangkan-menyenangkan amat kok di dunia ini, percayalah,” gue akan jawab begitu. Yeah, dua hal dari definisi itu udah gue penuhi, Excitement, and motivation sukses gue buang jauh-jauh ketempat sampah, haha. Oh ya, bloody damn believe me, gue punya passion, dan gue concern dalam menjalankannya, kalo ngga, gue ngga bakal duduk di bangku kuliah sekarang. Sibuk nyari kepuasan hidup, katakanlah demikian.

Dan yah, yang menyebalkan lagi, apatis ini menganak sungai ke penyakit-penyakit yang bau-baunya lebih serem. Alzhemer, dementia (no, gue masih 18), PSP, dan yang paling ngga elit dalam daftar adalah.. kekurangan vitamin D.. Kampret. Dan disaat gue melihat daftar panjang penyakit yang gejala awalnya ke-apatisan hidup, gue menemukan satu penyakit yang sekali dapet, elo bakal dapat bonus heboh, ibarat beli kacang goreng, trus elo dapet rumah lima milyar. Oke, nama penyakitnya, Creutzfeldt Jakob disease. Eh? Jangan liatin gue dengan tampang gendek gitu dong, gue juga cuma kopipas itu nama doang. *ehem*, inti dari penyakit itu adalah, gabungan dari dementia, alzheimer, spinocerebral ataxia, schizophrenia, multiple personality disorder, dan ujung dari penyakit ini adalah Brain dead. Perfect.

Oke, kesampingkan penyakit-penyakit serem tersebut, walaupun gue berharap mati muda, bukan berarti gue mau mati dengan cara mati otak lebih dulu, itu menyedihkan. Kanker lambung, atau serangan jantung kedengeran lebih oke, menurut gue.

it is a psychological problem for some depressed people, in which they get a sense that "nothing matters", the "lack of will to go on and the inability to care about the consequences".

Yes, sekali lagi, terima kasih. Tepat, gue rasa. Gue cukup tidak peduli sama yang namanya konsekuensi sampai-sampai gue mangkir dari LDKM. Entah bakalan dicerca sama angkatan atas or something that never sound’s good, ngek. Yah, selain idealisme gue yang sangat ngga suka sama yang namanya badan eksekutif di lembaga formal, entah itu bernama OSIS, Himpunan, dan sekarang BEM, perfect. Gue menjalani pendidikan formal gue dengan kebencian akan hal tersebut, sip, ngga bakalan dapet fitrah deh gue belajar.

Dalam hubungan dengan manusia lain, tentu, gue menjaga apa yang udah gue dapet, dan hal itu udah gue tulis di beberapa entri yang lalu, mereka dan hanya mereka. Gue total, untuk saat ini ngga peduli dengan yang namanya membangun hubungan sama orang lain. I’m suck at it. Dan gue udah terlalu malas untuk ngerasain perjuang pahit-pahit asam manis sambal gula merah perjuangan untuk sekedar mendapatkan titel berbunyi ‘teman’. Banyak kecewa, banyak duka, dan kesimpulan dari ratusan premis-premis konyol itu ngga pasti berbunyi baik.

Well then, i’m a weird, skeptical apathetic human. If you wanna provide me, tell the satan to move aside, then. -_-a

Ah..Award

Filed Under (, ) by Pitiful Kuro on Thursday, December 11, 2008

Posted at : 12:46 AM

WADEZIG.. ahaha ente, seseorang yang berada diluar sana, ber-tobat-lah. Muakakaa.. *sarap*. First of all, yang pertama dan yang paling utama, met hari raya aedhol kyurban dah buat yang ngerayain *lirik tanggalan* okee, telat emang, tapi yang terlambat lebih baik daripada tidak sama sekali toh? Seperti kuliah, biar kata telat yang penting ngisi absen *curhat*. Ohoho, mood sedang baik-baiknya, hanya sedikit senggolan ringan dari kanan-kiri aja dan ngga berat. I live my life, with love. Honestly. Sayang Euforia idul kurban kali ini ngga nyangkut-nyangkut amat di gue. Jelas. Anak kosan ngarepin ape?

A few days ago, tepatnya lupa :p, gue cetingan lagi sama orang yang bisa dikatakan sebagai net-friend pertama gue via ceting. Yo, waktu dulu saat list YM gue cuman 10-20 orangan, dan dia adalah seseorang yang paling intens gue satronin window Imnya. Blabbering about nothing but music, what kind of music? ROCK! Haha. Lama, lama banget ngga ada interaksi sama dia, lima-enam bulanan, entah karena bosen satu sama lin or what, yang jelas udah lama gue sama dia berenti cetingan. Dan tebaklah.

Gue yang dulu cetingan sama dia, lima bulan lalu itu adalah gue yang depresinya kebangetan, yang euh.. pokoknya dijamin capek kalo ngomong sama gue karena isinya kebanyakan adalah ocehan racauan ngga penting soal masalah, yup. Dan saat kemaren dia IM gue, dia langsung memberikan statement. “Gue saranin lo berubah deh,” Ngek. Berubah? Dia bilang, dia mengambil state seperti itu dari status gue yang keseringan pundungan, man. Kover buku itu menipu, soundtrack of life gue bukan “My Friend – RHCP” lagi, uhuy. Dan enam bulan bukan waktu yang singkat untuk satu-dua perubahan, believe it. Whatsoo? Jadi? Hidup gue ‘cukup’ menyenangkan, sejauh ini.

Menyenangkan, bahkan gue sekarang ikut KKM Mint-buruk-menyala (bad-mint-on *halah*) yang kampretnya. Gue yang payah ini harus bersanding dengan orang-orang jago. Yaiya, gue mukul bunyinya Cuma ‘tok’.. ‘pok’..’ngek’.. yang laen? BAH “BLEPOK”.. “PLETAK” “SLEB” Anjrit.. Kampret bener, dah pada tingkat dewa semua. Dengan kemampuan yang bedanya kaya simpanse dan homo sapiens ini, dijamin, yang sekelompok ama gue pasti kalah, muakakaka. Tapi fun, sedikit menyisakan rasa pegel di paha dan tangan gue. Ya namanya juga olahraga yak? Haha, kalau ada yang nanya, “gimana tuh kaki?”, gue dengan antik menjawab, “ma-sa-bo-do” gue butuh olahraga, titik.


Oh iye, beberapa saat lalu gue dikasih Pe-eR sama Mande soal award blog. Dan berhubung gue jijik sama namanya, dan warna dari logo award itu bikin gue kejang-kejang sepontan, maka gue ngga akan mencantumkan keduanya, wakakaka.. here it is.

What-so-called “Keren” Blog Award versi gue. *kedip*

-- Rere, My beloved mum *hah? Sapee?*, Rheyong tercintah yang blognya selalu gue satronin pertama kali setiap gue memulai aktifitas yang bernama blogwalking. Gue suka gaya deskrip masalahnya, keren, ajib. Dan sinisme-nya dalam hidup suka ia masupin dalam entry-entry do’i, maka ngga jarang satu-dua kali hati gue tersentil oleh tulisannya yang memang tampak dibuat dengan tujuan nyindir yang baca, wkakaak..

-- Sigi, ah.. Tulisan-tulisan dia yang penuh sama analogi dan kiasan-kiasan selalu bikin gue ketagihan baca ulang entry-entry dia. Salah satu blog yang paling sebel gue kunjungin, serius. Abisan orangnya kaga niat ngisi! Selalu dirundung kecewa mengarak sungai jauh ketepi laut *lebaay* setiap berkunjung, karena pasti kaga ada entry baru, cis. Isi dong neng, masa sayah udah teken ‘subscribe’ tapi pelayanannya payah gini? *dicekek sama yang lagi dicela*

-- Midun, ah, my lovely Mida. Kalo-kalo gue lagi pengen baca tulisan yang sifatnya becanda tapi dengan gaya yang sok-sokan diformalin (di-formal-in, bukan dikasih formalin, emang bakso? Walaupun emang mida mirip bakso tapi ngga boleh gitu, kan? *digorok*), kesinilah gue berkunjung. Gaya penulisan formal yang ngga jarang ngebuat gue ingin melempar tomat busuk ini asik dibaca. Walaupun sebel juga kalau udah buka blognya, ada entry baru, tapi ternyata Cuma lirik.. *ditereakin midun: Suka-suka gue DONG!!*

-- Mande, ohoho.. mengembalikan pe er ke tempat ia berasal. Ehem, apa yang harus gue deskrip tentang blog dia? Okelah, berkaca lagi denga apa yang dia tulis tentang blog gue. Katakanlah, blog dia itu gue jadikan refrensi seperti apa menjalani kehidupan sebagai seseorang yang anti-sosial, damn true, kadang menyenangkan, tapi juga ngga jarang kita bisa katakan, “ngenes”. *mojok di sudut ruangan berbayangan gelap suram bareng Mande.. Sambil membuat lingkaran di tanah terus mengehela napas panjang, terus.. (dibekep)*. Lanjut..

-- Agus Siti Rinzhani Gusty Pertiwi, makan tuh nama lengkap. Alesan gue menambahkan blog dia ke list, sedangkan blog gue ngga masuk ke nominasi dia? *dendamkesumatmembarakepuncakmerapi* Oho, objektif, kawan. Gue suka blognya, gue suka gaya tulisnya yang sumpah, bikin gue ngakak gajelas. Kosakata baru yang sukses membuat penyusun KBBI menangis hina kalau-kalau ngebaca kata-kata tersebut, yakin gue. Kata-kata antik nan aneh bersliweran di setiap sudut blog dia. Dan lagi, menguntit kegiatan seseorang yang lagi study abroad itu selalu menyenangkan, ;)

-- Bude Yun-yun, Mbuakkakaka... Spoiler dikit gapape yee.. Anak IH yang berkeras mengajak gue masuk bangsal sarap HPI ini punya blog yang juga ngga kalah sarap, masih baru, tapi isinya, bah.. mantap. Gue bisa cengar cengir geje bacanya. Sering menganggap dirinya tante-tante salah gaul, mwahaha.. udah punya anak tapi masih g403L sama anak SMA. Gapapa, bude. Keren kok *ketip*

-- Ussi, last but not least sangat berlaku disini. Blogger pertama yang gue kenal. Jauh sebelum NW gue berkembang sampai sekarang, saat-saat gue bahkan kaga punya akun FS *ngakakmiris*. Ni orang menemani gue, *halah*. Memberikan komen-komen yang kadang penting, kadang kaga, kadang geje, kadang serius. Ahh, old times us, kangen juga ngebaca-baca entry di blog lama dia yang mempunyai rating BP (Bimbingan Presiden). Konyol, tapi ngga jarang informatif. Suka nyenggol-nyenggol sama hal-hal yang baunya filsafat, walaupun gue yakin orangnya sendiri ngga sadar itu, muahahaha..

That's it. Banyak sebenernya yang masih pengen gue masupin, tapi berhubung cuma tujuh, yo wis. Btw, sabtu ini ada acara gath lagi yang IH adain dalam rangka ultah IH yang pertama.. Well.. sejujurnya pengen dateng.. tapi.. Euh, be-gi-tu-lah *lirik bude*

Well.. itu aja ah entry kali ini.. ngantuk~

Hibernatively Vegetative (artinya paan? -_-a)

Filed Under ( ) by Pitiful Kuro on Sunday, December 07, 2008

Posted at : 9:33 PM

Apa yang harus gue tulis? Lagi-lagi gue mandek saat word udah merunah tampilan mozilla dengan layar putih kosong dengan garis-garis biru di sisi. Aah~ simply static. Yeap, bener aja, ada net di kamar menjadikan gue ngga pernah keluar kamar kecuali untuk beli lauk makan, keren. Ieya, net gue udah bisa mengecap sinyal 3G dengan baik atas software yang diberikan temen sekosan, nice dude. Koneksi yang lumayan, jelas alasan yang cukup untuk menjadikan gue manusia goa sejati yang nga kecolek sinar matahari barang sekiprit pun, a-ha-ha.

Networld gue makin oke, gue aktif lagi di IndoHogwarts, berusaha kembali memunculkan chara gue yang memang kaga terkenal-terkenal amat ke permukaan *sigh*. Beberapa forum kembali lagi gue pantau, mangascan-mangascan yang sekiranya bagus gue donlot dengan beringas malem-malem.. Euh, itu membuat gue udah menghabiskan 1.2GB hanya dalam waktu 13 hari, perfect dah. Itu pun Cuma download pas malem doang waktu sinyal lagi kenceng-kencengnya, kalo siang? Udah jebol kali itu BW speed 2GB. Hoh, banyak hal yang terjadi, tapi dalam level yang ngga cukup berarti banyak dalam hidup yang lagi dijalanin sekarang ini, bahagia? Gue ngga bisa mengatakan demikian, tapi cukup? Iya.

Oh ya, idul adha, membuat gue mendapat jatah libur berlebih terhitung mulai kamis kemaren, ajib deh. Dan sepanjang itu pula gue begadang, tiap hari gue tidur jam 6/7, buka-buka IH, ngerep apa yang bisa gue repp dan chat sama anak-anak yang pada demen ngalong, standar, rata, simpel, tapi itu cukup buat gue.

Hmm.. tadi siang bude-bude gue dateng, yang dari jakarta dan bandung ke kosan, dan gue masih tidur, haha. Iyalah, wong tidurnya jam enem pagi. Asik juga, karena gue mau dibeliin kasur, secara gue tidur Cuma pake karpet doang sebulan lebih ini, mantep. Tapi, sayang, ditempat yang dimaksud itu ngga jual kasur yang enak dipake, yaudah.. Tadi Cuma beli beberapa makanan kecil yang porsinya ngebikin gue kaga napsu makan malem, wakaka..

Mabim, satu kata terkutuk itu... males dah, udah antipati sama kegiatan yang kaga ada konsistensinya itu, serius. Udah kaga ada niat lagi buat ikut2an susunan acara mereka, sama sekali ngga niat, well.. MALES,, Aegham, kita toss dulu. Kita buat aliansi anti BEM, nyahahaha...

heuh.. gitu doang kayanya apdet gue kali ini, ngga banyak yang bisa dilapor toh emang ngga banyak kegiatan, haha.. B

Oh, berarti emang ketulis jelas banget ya?

Filed Under ( ) by Pitiful Kuro on Wednesday, December 03, 2008

Posted at : 4:14 PM

approx 12.20 disela-sela pergantian jam kuliah

Dia: Oi, tadi gw baca blog lo..
Gue: trus?
Dia: Postingan lo yang paling baru itu tuh..
Gue: Hm? Kenapa?
Dia: skeptis, apatis.. sinisnya belom lo sebut..
*melengos pergi*
Gue: oh ya.. Lupa..

Gue (dalem ati) : Kampreet..

Ehem.. oke, kalo lo baca, lo ngerti maksud gue..

'itu' tertulis di jidat gue, baca aja..

Filed Under ( ) by Pitiful Kuro on

Posted at : 1:42 AM

Gue selalu mencari ‘gaya’ yang cocok buat gue pake dalam keseharian gue. Gaya? Apa itu gaya dalam definisi gue? Gampangnya sih, mindset gue dalam menghadapi keseharian gue. Dan yah, gue udah mengganti gaya tersebut beberapa kali semenjak mengenal konsep ini dari SMP. Dari yang pemalu abis, sok-sok berani nantangin orang, penghuni pojokan kelas yang suram, si ceria yang selalu menebar senyum, pembenci eksistensi orang lain yang ngga pernah menganggap dirinya, si kesepian yang ngga punya teman, penolong semua orang disaat kesusahan, dan si skeptis-apatis yang masa bodoh sama yang namanya relasi dengan orang lain.

Itu semua berganti-ganti menempati posisi kendali dikepala gue. Menetukan setiap tindakan yang sekiranya akan gue lakukan. Dan untuk beberapa waktu, disaat gue sering mengganti tipe-tipe gaya ini, ngga jarang gue dibilang ngga konsisten, payah, plin-plan, dan sebutan lainnya yang bunyinya ngga enak, great. Dan sebenernya untuk apakah gue mengganti itu semua? Alasannya ada dua, yang pertama untuk kebaikan orang lain, dan yang kedua untuk kebaikan gue sendiri. Untuk orang lain, hmm.. sound’s silly, tipe ini biasanya muncul menstimulus otak gue untuk menggunakannya disaat gue ‘merasa’ bersosialisasi itu perlu, gue senyum, ketawa, dan membaur.

Ngga jarang gue bersikap sok bijak yang ingin ngebantu orang lain untuk ‘menyelesaikan’ masalahnya. Poin yang selalu gue inget Re, ampe sekarang : masalah orang akan selesai walaupun kita ngga membantunya. Entah terlupakan oleh waktu, atau terlindas kebahagiaan yang lewat, lelah mikirin atau apapun, pasti.

Dan untuk gue sendiri, muncul disaat gue merasa membaur sama manusia lain melelahkan, cape, dan sebagaimanapun gue berusaha gue ngga pernah akan mendapatkan apa yang gue harapkan dari orang lain, law of attraction tampak ngga berlaku di sini. Selalu ada yang salah, dan selalu merasa bodoh ketika gue berpikir bersosialisasi dengan orang lain secara langsung itu adalah keperluan kita sebagai manusia, tapi hey, lihat! Sekarang gue bisa bertahan di kamar 24 jam hanya dengan modal internet, such a nice way of life—i think.

Kembali ke hubungan dengan orang lain, gue capek karena hampir selalu gagal—lihat kata hampir—ada beberapa kesempatan yang membuat gue melakukan sujud syukur karena kesempatan itu datang dan gue dengan sukses meraihnya, yeah, gue berterima kasih karena diberi beberapa orang yang sejujurnya ngga mau mereka hilang dari hidup gue. Terutama karena mereka adalah hasil jerih payah gue yang gue lakukan di dunia nyata, i love them. Hubungan yang gue dapet dengan mereka adalah hubungan yang luar biasa pembentukannya, salah satunya malah baru merasa deket setelah 12 tahun menjalin hubungan yang so-so aja. Menyenangkan punya mereka walaupun jarak harus membuat gue membenturkan kepala ketembok saking kangennya *halah*

Untuk networld, nah..Gue dah ngga bisa berkata banyak lagi soal dunia yang satu ini soal relasi yang ada didalamnya. Oke, mengutip kata seseorang, “Untuk apa menting-mentingin hubungan net? Ngilang satu pun ngga bakal ngaruh kan?” yeah, she’s bloody damn rite. Arus networld itu terlalu ganas hanya untuk fokus ke 2-3 orang, orang baru datang, orang lama pergi, andai ngga ada kesan, maka jangan harap ada di kepala seseorang yang ada di networld. Kampretnya, hal itu benar. Tapi apakah salah juga andaikan ingin mempertahankan rekan networld ini? Ada beberapa yang terlalu dekat untuk mudah dilupakan, menyebalkan, eh? Konflikpun lebih gampang terjadi, maksud dan tujuan jarang sampai ke tempatnya dengan mulus ngga sedikit gue, apalagi yang menset pikiran gue untuk masa bodo sama orang lain ngebuat orang laen sakit hati karena maksud gue sebenarnya ngga tersampaikan. Oh yah, au deh.

Oke, isi dari post ini adalah menyampaikan maksud gue yang ngga tersampaikan, kok malah jadi panjang lebar basa-basi gini? Intinya, gue selalu merubah mindset gue untuk yang lebih baik, menyempurnakan yang satu, menggabungkannya dengan yang lain dan menggunakannya untuk kepentingan gue sendiri dan tentunya beberapa persen untuk kebaikan orang lain yang berinteraksi sama gue. Kalau ada yang ngga suka dan kaget karena perubahan tersebut, itu konsekuensi yang harus gue ambil. Dan karena gue dalam pola pikir orang yang cukup menyebalkan, gue ngga akan menawarkan sesuatu lebih dari dua kali. Take it, or leave it. Ngga pernah menganggap, atau bermaksud merendahkan orang lain.

Dan yah, andaikan emang capek dan memutuskan untuk say goodbye ya itu pilihan elo kok. Di jidat gue udah ada tulisan, “hati-hati, orang menyebalkan” sejak awal. Dan gue mewajarkan andaikan suatu saat lo jadi benci dan muak sama gue, haha. Oke? See you around.

Review singkat Palapa

Filed Under (, ) by Pitiful Kuro on Friday, November 28, 2008

Posted at : 7:15 PM

Well, mumpung ngga ada kerjaan dan waktu luang gue yang cukup banyak, *pura-pura ngga ngeliat tumpukan tugas makalah individu* gue mau membuat profil singkat tentang cowo-cowo psikologi UPI angkatan 2008 (palapa). Eit? Kenapa cowonya doang? Pertanyaan yang sangat mudah untuk dijawab, kawan : Cowonya Cuma 14!!! Kalo gue harus membuat profil cewenya juga yang berjumlah lebih dari 60 ekor, keburu lulus duluan gue nanti. Btw, ide untuk membuat profil angkatan ini murni gue ambil dari Blognya Atalya, silahkan berkunjung kalau ada waktu, kalau ngga ya ga usah *dislepet kibor*. Enjoy

Pengantar

Psikologi UPI 2008 (selanjutnya disingkat palapa—psikologi angkatan 2008—nama yang gue saranin buat nama angkatan :D) terlaknat yang marupakan angkatan ke-5 dari deretan-deretan calon psikologi bertampang suram-suram. Dari 82 ekor mahasiswa baru atau 84? Lupa gue, masa bodo ah, yang berjenis kelamin laki-laki cuma ada 14 biji, euh, 60 : 14, atau 4 : 1.. yap, berasa di sarang nenek sihir bidadari deh pokoknya. Dan gobloknya, gue sama sekali ngga mengindahkan peringatan bude-bude gue dulu yang bunyinya, “lah, masuk psikologi? Kan kebanyakan cewe semua?” katanya gitu. Gue tau, tapi ngga pernah membayangkan sebegini ngejomplang porsinya, apalagi pas pertama kali dateng saat satu angkatan ngumpul semua, adieuh.. shock. Dan dari 14 anak itupun masih dipecah menjadi dua kelas, A dan B, yang masing-masing kelasnya mendapar jatah cowo 7 orang. Dan yang cukup disayangkannya lagi, jadwal kuliah 2 kelas ini selalu bergantian, jadi kelas A sangat jarang interaksi dengan B, dan sebaliknya. Okelah, cukup basa-basinya, here they are.

Gerrysa, anak kelas A yang lebih sering dipanggil Icha oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Angkatan 2007. Jangan liat fotonya yang keliatan emotionless, orangnya sangat ekspresif sekali. Berikan sedikit stimulus, maka dia akan memberikan respon sebesar-besarnya =)), bayangin, waktu lagi ada ceramah di mesjid, ni orang malah jejeritan yang suaranya bisa ngebuat budeg kuda nil cuma karena kaget! Orangnya cukup mementingkan untung-rugi dan disaat dia udah aman, maka udah sebodo kodok sama orang laen, euh, inilah yang gue sebel dari dia. Paling doyan diskusi soal yang bau-bau agama, dan diberikan predikat orang-yang-kaga-bakal-ditunjuk-untuk-nanya-kalo-lagi-ada-diskusi saking nggak pentingnya berputar-putarnya pertanyaan dia. Piss bro. merupakan salah satu dari dynamic duo diskusi bersama dengan Hadian.

Agung, wakil ketua kelas B, kesan fisik pertama yang dapet dari dia : punggungnya bagus, lebar, keren dah pokoknya. Dan ketawanya, euh, tau kan? Tipe-tipe orang yang bisa ngebuat kita ketawa hanya dengan ngeliat seseorang ketawa? Naah, dia ini salah atunya, ketawa lucu dan menyenangkan, gue suka ngga berenti ngakak sebelum dia berenti =)). Tipikal orang yang suka bertukar pikiran, dan lagi dalam perjalanannya dalam mencari ‘sesuatu’, ihiy, pasti dateng kok gung, pasti *ketip*. Pernah juga ada kesalahpahaman antara gue sama dia yang ngebuat gue ngakak gegulingan—bebantalan—bolak-balik saat tau titik permasalahannya, sorry mate, my bad. =)). Salah satu dari trio ‘ehem-ehem’ yang suka ngomongin *beep* dan *beep* bersama Recky dan Dani. Doyan picture editing, lupa nama softwarenya, yang pasti bukan software yang umum digunain, hasil editannya pun keren-keren, suatu saat mungkin gue akan minta dia buat bikin siggy si Fuma =)).

Recky, nama yang seharusnya keren berubah jadi reki karena lidah orang bandung yang memang udah dari sananya kaya gitu. Satu-satunya, saya ingatkan, kawan, satu-satunya cowo di kelas A yang bisa dibilang ‘doyan’ ngebaur sama cewe. Dari 7 orang cowo di kelas A, cuma dia sendiri yang duduknya selalu berdekatan sama cewe dan kepisah dari kerumunan cowo lainnya (kecuali gue yang emang selalu manteng didepan tentunya). Tipe-tipe AGB (anak gaul bandung). Sangat sering berprofesi sampingan sebagai tukang ojek saat bubaran kuliah, duh, baeknya..dan gue pernah beberapa kali memakai jasa ojeknya waktu gue masih tinggal di rumah tumpangan. Dan gue penasaran berapa banyak ‘temannya’, soalnya setiap diskusi dan dia mau bertanya, dia pasti mengawali dengan kata, “eehm.. begini yah, kata temen saya.. “, atau, “temen saya pernah bilang..” see? Menunjukkan dia sangat gaul sekali bukan? Bisa dibilang dia Leader dari trio ‘ehem-ehem’ yang beranggotakan Agung n Dani.

Hadian, dan hanya Hadian (irit nama). Salah satu tetua di kelas A yang dipanggil dengan sebutan “kang” karena dia murid pindahan dari bahasa Jerman, alasan kepindahannya saat ditanya : “minat dan bakat”. Walaupun gue ngga begitu mengerti maksudnya, tapi yasudahlah, lanjut. Penanya yang cukup aktif saat diskusi, dynamic duo bersama Gerrysa. Dan kayanya sangat tertarik untuk bergelung dalam kegiatan angkatan. Nafsu makannya cukup luar biasa, gue kaget ngeliat porsi makan dia yang nyaris dua kalinya porsi makan gue saat ada kesempatan makan bareng, tapi ajaibnya badannya tetep segitu-segitu aje.. ck ck..punya bisnis jualan pulsa, cuman saat gue butuhnya dan saat ketemunya ngga pernah pas, sedangkan gue paling anti ngutang, ya jadinya ngga pernah beli dari dia deh.

Aegham, jangan tertipu tampang imutnya dan badannya yang kecil, dia angkatan 2006 cuy. Menganggur dua tahun untuk dapat masuk FSRD ITB dan sampai sekarangpun masih belum kehilangan minat untuk mencoba *salut*. Ngga suka dengan kegiatan sia-sia macem Ospek, bahkan ospek jurusan pun kaga pernah dateng. Kehidupan asmaranya penuh lika-liku dan tikungan-tikungan tajem, alesannya.. *dibekep* ehem.. hayo, ada yang minat, sok atuh? Rekan sehati gue kalo lagi ngobrolin soal musik-musikan, penikmat Britpop dan hard rock. Tapi sayangnya membenci rock-rock jadoel yang jadi paporit gue T_T. Tulisannya bagus, catetannya rapih, aneh! Padahal di kelas dia doyan banget ngegambar, tapi bisa aje nyatet lengkap gitu. Cukup berepengalaman di hardware komputer, tapi anehnya dia ngga begitu tertarik sama dunia per-inetan, jah. Di kelas, selalu menjadi penghuni sayap kanan (pojokan deket jendela). Dan satu hal lagi yang cukup lucu dari dia, dia selalu membuat catatan terlebih dulu kalau mau bertanya dalam diskusi =)), selalu! Katanya sih biar ngga lupa di tengah jalan, atau terbata-bata karena grogi. Nice. Dan jawaban dia saat lagi membahas "Anak cewe mana yang paling menarik perhatian elo di palapa?" dan jawabannya membuat gue.. shock, ada yang merasa ge er? Anyone? =))

Marwan maimen, ketua kelas B, sering dibilang ikal (laskar pelangi), karena mayan mirip sama yang jadi ikal disana. Rekan tandang-menandang gue hampir tiap malem disaat gue bosen. Maksudnya, karena kosan gue dan dia deket, gue sering maen ke kosan dia untuk sekedar ngobrol, nyahaha.. Miris, badannya kurus kaya anak Ethiopia, selalu gue wanti-wanti untuk makan lebih banyak dari biasanya. Dan, asli lombok euy, logat ngomongnya bener-bener khas lombok, nggak jarang gue ketawa karena cara ngomongnya. Yang hebat dari anak ini, meskipun dateng dari pedalaman *digatak*, dia bisa nyesuain diri dengan baik, bahkan lebih sering nonton di 21 daripada gue *yaeyalaah, emang gue kaga doyaan*. Polos deh, khas pedalaman. Udah punya pacar yang dia tinggal di Lombok =)), euh, cakep euy pacarnya. Langgeng yee. Demen baca buku juga, kebanyakan sci-fi. Tadinya dah mau masuk IH, tapi batal, katanya ngga bisa regis, auh, sayang sekali nak.

Ilham, lebih sering dipanggil Emjeh (nama lengkapnya Ilham M. J). kedudukannya ngga jelas, walopun dia di kelas B, tapi namanya sering nongol di daftar absen kelas A *lho?*, mdah-mdahan ngga ada masalah ye nje. Bassist yang lagi nyari drummer untuk bandnya. Dandanannya cukup mencocol mata, ngga jarang ditemukan memakai jaket berwarna ungu terang, atau topi yang bentuknya unik, cool. Tipe-tipe orang yang baek ama temen, tapi jadi pembunuh berantai kalo ketemu musuh =)), gue pernah jadi korbannya waktu salah paham sama si Agung nih T_T, kontrol emosi nje, kontrol emosi =)). Oh iya, bisa dibilang partnernya si Agung kalo ngobrol. Dan beberapa waktu yang lalu kalo ngga salah sempet liburan ke Jepun, huooh, kepengen sayah. Tapi kaga bilang-bilang.. buuuh padahal pan saya pengen nitip macem-macem

Dani, anak Jakarta! Haha, gue kira gue bakalan sendirian disini, ehh, ternyata ada juga rekan sekampung halaman, nyahaha. Pola pikirnya yang cukup absurd masih ngebuat gue bingung ampe sekarang, STMJ cuy, khu khu.. define it. Terkenal di kelas A karena volume suaranya yang berkelas dolby digital pro logic, Anjrot, dia ngomong pelan aja satu kelas udah bisa denger, apalagi teriak? Retak ntar kaca kelasnya. Selalu jadi penganggu ketika ada diskusi, yaaa.. yang namanya diskusi kan biasanya kita ngobrol-ngobrol dikit sama orang sebelah untuk nyari jawaban or what, dan suaranya yang gedhe poll inilah yang jadi pengganggunya, nyahaha. Pemasok barang terlarang di ‘trio ehem-ehem’ lewat hapenya, tobat nak, tobat. Kayanya juga udah punya pacar, tapi di Jakarta.

Arsi, si dasamuka dua muka. Ups, bukan dua muka yang munafik atau apaan. Tapi memang bermuka dua! *digilestraktoraspal* ehem.. maksud gue, dia bener-bener menunjukan sifat yang berbeda disaat yang berbeda, disaat lagi diskusi atau pelajaran, seriusnya bukan mampus, serius benjret, kaya business man yang selalu ngomong di pilem-pilem mapia “this is business..” lengkap dengan lirikan tajam kesamping dan mulut yang sedatar penggarisan besi. Tapi disaat lain, disaat yang bukan kuliah, jaaah, cengengesan *dilemparmasukjurang*. Pokoknya jadi demen becanda dan demen ketawa, lah. Singkatnya orang yang sangat tau situasi dan kondisi. Seorang forumer (kaskus) dan doyan inet serta jejepangan, sayangnya beda divisi sama gue jadi ngga banyak ngobrol soal hobi ntu. Mengklaim dirinya sebagai otaku, aduh, lo mesti baca dulu artikel gue baru lo bisa bilang itu *promosi muampus*. Diluar kelas, hampir dipastikan ada earphone yang menggantung di kupingnya =))

Randy, woo.. ngga banyak yang bisa gue review soal cowo satu ini, abis jarang ngobrol sih =)). Anak kelas B mantan mahasiswa telkom yang ikut SPMB lagi dan masuk UPI. Gondrong, Dandanannya mengingatkan gue akan Mick Jagger, tau kan? Celana jeans, jaket sepinggang, dan rambut gondrong, bedeeh, tinggal kasih Mic deh. Tampak sangat veteran dalam dunia perwanitaan *halah*. Tapi denger-denger dia mau ikut SPMB lagi taun depan, adoh, sini aja daah.

Defri, Jreng.. cowo terbesar seangkatan, grasa grusu dan suka ngga sadar kalo badannya gede. Ngga jarang cowo maupun cewe yang berada dalam jalur serangnya terpental jauh tertabrak sama orang yang satu ini. Orang yang selalu dengan ajaibnya nyaris tidak pernah mencatat apa-apa yang dikatakan dosen dan malah asyik ngegambar, sadar dep, sadar. Dan ujungnya, ngga jarang yang duduk disebelahnya pas ujian/kuis jadi sasaran satronan matanya, euh, jangan dong.. satu lagi, gue ngga pernah mengerti selera humornya.. uhu, beda zaman kali ye? Mengklaim dirinya sebagai psikopat, namun gue lebih yakin dia yang jadi sasaran empuk psikopat, dagingnya banyak, sekali potong bisa jadi stok setaun *digampar*.

Erick, bah, ngeliat mukanya aja gue udah mau nyanyi moving mountain. Ho oh, sering dimirip-miripin sama Usher walaupun yang mirip cuma warna kulitnya doang *dibuangkelautmati* sayang ngga banyak yang bisa gue review tentang elo maimen, kita jarang bersua. Anaknya agak pendiem dan cukup alergi sama kamera henpon, tapi pas di foto studio? Bedeeeh, udah kaya artis beneran dah. Foto studionya menyusul ;;)

Henriko, naaah, buat yang suka dorama jepang, mungkin bakalan sadar anak kelas B ini mirip ama siapa. Ada yang bisa nebak? Matsumoto Jun! di palapa pun gue yang pertama kali bilang ke anak-anak jejepangan yang lain, pertama ke Erfi yang ternyata langsung menyetujui pendapat gue, bwakaka. Anak Belitong euy, asli! Sempet tertarik nanya-nanya karena gue penggemar Novel (ingat! Novel!) Laskar pelangi, gue excited bertanya trivia-trivia seputar belitong yang ternyata sekarang udah cukup maju. Anaknya kalem, tapi selalu mempersiapkan tampang se-oke mungkin kalo difoto =)) dan kayanya ngajinya jago. Dia satu-satunya anak cowo palapa yang mendapat nilai TM (tingkat mahir) di tes baca quran, mantap-mantap.

Douglas, euh, lagi-lagi, gue ngga tau banyak tentang anak yang satu ini. Dari si Marwan, gue cuma tau dia adalah penggemar buku-buku yang ternyata range-nya sama kaya gue, sci-fi atau sesuatu yang berbau-bau sastra kontemporer mungkin. Adoh, kita mesti banyak ngobrol nih.. =))

Gugun, salah satu tetua di palapa juga, pindahan dari biologi 2006, maka, saat diskusi dalam mata kuliah biopsikologi, oom yang satu ini paling aktif bertanya, dari yang simpel selesai dalam satu pertanyaan, sampe pertanyaan panjang lebar berujung pangkal berjarak lebih dari 1000km *lebabo (lebaygajebo)*. Di mata kuliah lain juga sama aktifnya, dan dapat dipastikan ngga akan bertanya kalo emang ngga ada yang bener-bener mengganggu pikirannya, rajin, pastinya. Diduga mendapat hasil statistik deskriptif terbaik di cowo-cowo palapa, ihiy. Kosannya deket sama kosan gue juga, cuma karena dia share sama orang laen, rada males juga gue bertandang ke kosannya. Uhu uhu..

Last and definitely the least, nyahaha, gue sendiri, ketua kelas A yang selalu berada di garis paling depan pojok kanan, berusaha membuka otak selebar mungkin saat dosen berkoar-koar di depan dan sangat membenci ada interupsi-interupsi tidak sabaran saat diskusi berlangsung. Dan pastinya, tipe orang yang lebih suka mikir lebih dulu sebelum menanyakan sesuatu dalam forum diskusi, kalau udah kejawab ya ngapain nanya toh? Nilai? Ohoho.. gue ngga berorientasi pada nilai, penting, tapi masa bodo, haha. Dianggap memiliki kepribadian ganda, karena di satu saat gue bisa membaur dengan anak-anak yang lain, tapi disaat lain gue malah mojok sendirian di tengah ujan tanpa alasan jelas satupun, autis (kata yang laen loh).

Itulah ke-14 mahasiswa cowo palapa (+2 pindahan) dengan segala kelebihan dan kekurangannya, masih terpecah-pecah dan belum menunjukkan taring kesolidan yang mencengkram jurusan psikologi UPI ini, tapi hope someday we will rock! We will!! Nyahaha.. btw, untuk penggunaan bahasa yang ngga enak di post ini, mohon dimaafkan yaak..

gambar.. dan deskripsi tambahannya menyusul.. :D, terutama buat Douglas, bukannya gue ngga cinta nih, tapi emang gambarnya yang susah.. nyahahaha

Alone but not lonely

Filed Under ( ) by Pitiful Kuro on Wednesday, November 26, 2008

Posted at : 6:01 AM

Yap, seperti yang gue sampein di beberapa post lalu, gue membuat sebuah artikel demi memenuhi tugas bahasa indonesia gue dan berencana gue post disini, dan.. here it is.. enjoy..

Jepang, negara yang terkenal akan masyarakatnya yang statis, pekerja keras, dan mempunyai kebudayaan yang unik, maju dalam bidang teknologi dan memiliki kekayaan yang melimpah. Melalui kemajuan teknologi, dan kekayaannya, Jepang diterima dengan baik di mata masyarakat Internasional, bahkan dipuji. Selama puluhan tahun terakhir, masyarakat Jepang menjadi masyarakat yang makmur, tepat saat perang dunia kedua usai. Namun, proses menuju kemakmuran selalu diiringi dengan perubahan dan gejolak yang radikal di dalam masyarakat. Kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang tersebut, ekonomi dan teknologi, bukanlah fondasi yang baik untuk membentuk suatu identitas bangsa. Ketiadaan fondasi yang kuat untuk membangun identitas diri tersebut kemudian memunculkan perubahan sikap dan mental yang terlihat dengan jelas di kaum muda. Keinginan untuk memahami apa yang sebenarnya ingin dilakukan kaum muda Jepang itulah yang membuat media dan kalangan akademisi di Jepang hampir setiap tahun memunculkan istilah ‘Generasi Baru’. Dan salah satu istilah yang muncul dari pengamatan para akademisi itu, 'Otaku' muncul. Istilah ‘Otaku’ tidak muncul begitu saja, tapi didahului oleh berbagai istilah lain yang pada intinya mencoba merujuk kepada ‘generasi baru’ yang lain di dalam masyarakat Jepang. Otaku, bisa diartikan juga sebagai sebutan bagi individu yang menarik diri dalam pergaulan dengan orang lain, mengkhususkan diri atau bisa dikatakan ‘jatuh cinta’ dengan hal-hal tertentu (dalam konteks ini, bisa berupa kartun jepang, komik, artis idola, mainan model, dll.). Mereka tidak membutuhkan komunikasi dengan manusia lain, mereka hanya membutuhkan informasi dari apa yang mereka sukai.

Istilah yang muncul lebih dulu sebelum Otaku dan beberapa saat digunakan adalah Moratorium Ningen (orang-orang yang bersifat moratorium). Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Okonogi Keigo, profesor dari jurusan neuropsychiatric universitas Keio. Istilah moratorium dipinjam dari buku karya Erik Erickson, psychosocial moratorium, yang mengacu kepada periode dimana para generasi muda sekarang merasa tidak terikat untuk membuat suatu kemajuan, perubahan, tidak merasa bertanggung jawab dan memiliki kewajiban terhadap masyarakat (moratorium berarti kondisi tak bergerak, atau mati). Bagi Okonogi, karakteristik moratorium (lambat, beku, diam) telah menjadi 'karakter sosial' yang dominan dalam masyarakat sekarang, disebabkan karena keadaan dunia yang memang sudah mengarah ke bentuk yang ajeg setelah perang dunia yang dipenuhi masa-masa chaos, yang memang tidak mungkin untuk bersifat diam. Karakteristik dari mentalitas moratorium yang seperti inilah yang dapat dianggap sebagai latar belakang fenomena otaku, atau jenis jenis manusia generasi baru lainnya.

Jepang yang merupakan masyarakat konsumeris yang mempunyai kondisi ekonomi yang makmur, membuat setiap orang menjadi seperti anak-anak. Iklan dan media massa telah membangkitkan rasa kekanak-kanakan yang ada dalam diri setiap orang. Karena cepatnya perkembangan teknologi di Jepang, memaksa setiap orang untuk terus menerus menyesuaikan diri dengan informasi yang ada agar tidak tertinggal. Mode-mode, kebudayaan dan trend keluar masuk dengan sangat cepat, dan ganas. Ini berakibat masyarakat yang hidup didalam dunia yang demikian harus mengadaptasi suatu gaya hidup dan eksistensi yang bersifat sementara. Dampaknya, setiap individu tidak merasa perlu untuk terjun dalam masyarakat, dan bahkan cenderung menjauhi satu sama lain. Masing-masing orang adalah konsumen yang tidak terikat dengan apa pun, mereka diibaratkan sebagai perusahaan yang tidak memiliki mitra kerja satupun. Dan karena pemikiran yang seperti itulah, moratorium ningen dapat mempertahankan isolasi diri mereka. Kehidupan orang-orang moratorium yang seperti ini menimbulkan 'sindrom kekaburan identitas' dan juga sebuah 'kekosongan diri' yang menjadi suatu hal yang biasa dan umum. Moratorium telah menjadi sebuah tujuan. Kondisi yang mengandung sebuah potensi kekuatan penghancur yang besar.

Bila ditelusuri lebih lanjut, bisa dibilang media massa lah yang dijadikan tersangka utama atas munculnya manusia-manusia jenis baru ini. Media massa telah memproduksi keberadaan yang maya, tidak jelas, dan tidak rasional. Karakteristik media massa yang seperti itulah yang telah diadopsi dan menjadi bagian dari struktur psikologi kaum muda saat ini menjadi sangat kuat, karena mereka telah terasimilasi ke dalam media massa yang memiliki kekuatan untuk menyihir masyarakat.

Kepesimisan budaya, itulah yang dapat ditangkap dari masyarakat Jepang di masa post-modern ini, dan sayangnya, sampai sekarangpun belum menunjukan tanda-tanda berakhirnya masa-masa tersebut, mengingat para ahli yang terus mengeluarkan istilah-istilah penyebutan generasi baru yang sejenis hampir setiap tahunnya. Ini merupakan gambaran yang muram tentang masyarakat yang terisolasi dan diam, dan tentang orang-orang yang tersesat dalam gelombang post-modern. Gelombang yang mengancam akan menenggalamkan 'masyarakat riil' - yaitu masyarakat produksi dan distribusi.

Dari pembahasan singkat Moratorium Ningen diatas kita dapat menangkap kondisi sosial masyarakat Jepang yang berlaku saat itu. Kondisi seperti itu yang kemudian melatar belakangi kemunculan para manusia-manusia jenis baru. Latar belakang yang sarat dengan penutupan diri sendiri dalam dunia hiper-reality. Kemudian setelah itu, istilah Moratoriumu Ningen, digantikan oleh kata Shinjinrui (manusia jenis baru). Namun, dalam istilah ini pun, kita lagi-lagi menemukan hal yang sama, yaitu tentang kekosongan hidup, walaupun kadang-kadang dalam nada yang sedikit lebih cerah.

Kata Shinjinrui, seperti otaku, memiliki variasi makna yang sangat besar. Sebagai kata non ilmiah dan tidak ada arti yang khusus, kata itu kadang bisa dipakai untuk merujuk pada semua generasi baru (apa pun jenisnya, pecinta anime, fashion, idol atau lainnya). Tapi kadang-kadang juga, kata tersebut digunakan untuk merujuk pada satu kelompok anak muda tertentu, mirip dengan penggunaan istilah Hippies—suatu kelompok yang menjunjung tinggi kesederhanaan dan mempercayai adanya suatu tingkatan metafisik yanng tinggi dalam kehidupan nyata yang bisa dicapai dengan bermeditasi (berasal dari Amerika).

Para shinjinrui ini biasanya adalah anak muda yang masih kuliah dan atau yang berada di awal umur 20an. Berbeda dengan Otaku, Shinjinrui sangat menekankan pada penampilan luar yang berkilauan, dengan menghabiskan uang mereka. Mereka biasanya ingin mendapatkan pekerjaan sebagai model atau dalam bidang periklanan, yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan cukup uang dan cukup waktu sehingga bisa melakukan hobi utama mereka: memamerkan barang-barang dan mobil-mobil mewah. Trend terakhir mereka adalah memiliki kulit kecoklatan di lengan kiri, karena itu adalah tanda bahwa dia mengendarai mobil import dengan setir di sebelah kiri (sehingga lengan kiri merekalah yang terkena dan terbakar oleh sinar matahari). Shinjinrui juga dipanggil dengan sebutan 'anak-anak kristal'. Sebuah dunia kehidupan tersendiri dimana setiap orang di dalamnya hidup dengan sungguh-sungguh mengagungkan keangkuhan dan kepura-puraan.

Shinjinrui, meskipun mempunyai gaya hidup yang cukup berbeda dengan Otaku, yang satu glamour, dan satunya adalah orang yang benar benar menjauhkan diri dari pergaulan, namun, Shinjinrui, seperti halnya para Otaku, mereka juga tipe orang yang terobsesi pada hal-hal kecil dan tidak jarang hal tersebut tidak bisa diterima dengan ideologi-ideologi umum. Seorang shinjinrui harus pergi kemana-mana dan berada dimana-mana sekaligus. Dia juga harus sudah membaca terbitan terakhir majalah-majalah yang berisikan informasi mode. Kalau tidak begitu, bagaimana mungkin dia bisa mengetahui bahwa merek A sudah terbilang kuno karena digantikan oleh merek B? atau, bagaimana mereka bisa terlibat pembicaraan tentang mode di tempat Shinjinrui-shinjinrui lain berkumpul? Shinjinrui memang adalah orang-orang yang angkuh, namun mereka adalah sekaligus juga orang-orang yang terinformasikan dengan baik sekali, tentang apa yang mereka obsesikan tentunya. Saat ini, orang-orang yang seperti shinjinrui ini masih ada di sekitar kita, walaupun istilah itu sudah tidak digunakan lagi untuk merujuk kelompok tertentu dengan sifat-sifat glamour seperti di atas. Jadi dalam hal ini tidak masalah jika menggunakan istilah tersebut untuk merujuk pada seluruh generasi selanjutnya


Semua terminologi itu - Moratorium ningen, shinjinrui, ataupun Otaku diciptakan dalam rangka mengkategorikan orang-orang yang hidup di dunia postmodern ini. Mereka yang menciptakannya adalah para profesional seperti neuropsikiatris, wartawan dan maupun para penulis—dan artikel ini dibuat berdasarkan refrensi artikel-artikel yang dibuat oleh kaum demikian. Para kaum professional/ilmuan ini menilai generasi muda dengan menggunakan perangkat nilai mereka sendiri, yaitu nilai-nilai seperti 'kedalaman', 'keseriusan' , sejarah, dan atau dengan nilai-nilai dalam bidang keilmuan tertentu, tergantung di bidang mana para ahli tersebut berada. Dari yang ditangkap penulis, para ahli ini merasa kecewa karena para generasi muda dibawah mereka tampaknya tidak ingin meneruskan mengejar mimpi yang dulu pernah mereka kejar. Mereka kecewa karena anak-anak muda ini tampaknya tidak peduli lagi pada kelanjutan 'proyek modernisasi' yang sebelumnya telah mereka jalankan . Mereka ingin memahami generasi muda tersebut, tapi bahkan generasi muda ini menolak untuk mengekspresikan diri mereka di hadapan orang tuanya.


Pada dasarnya, mereka dapat berkomunikasi, tapi hanya dengan otaku yang satu tipe, maksudnya, memiliki obsesi khusus yang sama. Percakapan mereka tidaklah saling berbalasan, tapi hanya untuk memamerkan pengetahuan (informasi) yang mereka punya. Setiap manusia generasi baru ini mengkategorikan orang lain dengan kesukaan/obsesi mereka. Jika kebetulan dua orang dari mereka menemukan kesukaan yang sama, maka mereka akan menjadi dekat. Tapi jika tidak, mereka tidak merasa perlu untuk saling bercakap-cakap. Mereka tidak merasa perlu untuk mempengaruhi orang lain untuk menyukai apa yang mereka sukai. Mudahnya, mereka tidak menunjukan sikap asosial hanya kepada Otaku sesama jenisnya.

Dari sisi Indonesia, kajian tentang fenomena yang banyak melanda generasi muda Jepang ini perlu dikembangkan lebih lanjut. Apa yang dialami oleh masyarakat Jepang sekarang, bisa jadi akan dialami oleh masyarakat Indonesia di masa mendatang. Dengan demikian, mengkaji fenomena sosial-budaya terkini di Jepang adalah seperti mengantisipasi fenomena mendatang di Indonesia. Mengantisipasi dan, kalau bisa, menghindarinya.

Refrensi

Grassmuck, Volker. 1990. Alone But Not Lonely. Makalah yang ada di kamar sayah.. haha..

Disaat nasi sudah menjadi bubur

Filed Under ( ) by Pitiful Kuro on Tuesday, November 25, 2008

Posted at : 1:04 AM

Yeah, good news buat gue, sekarang kosan gue udah bertambah beberapa item yang pastinya ngebuat kosan yang memang ngga luas ini tambah sempit-nelangsa.. haha, dan item itu adalah.. lemari, dan computer. Yeap, gue sangat tertolong dengan lemari ini, bayangin, biasanya gue naro baju gue geletakin gitu aja di lantai, bayangkan betapa berantakannya kamar gue (yah, sekarang juga sih). Dan komputer, aih.. item idaman gue sejak jaman orang masak pake batu, sejak gue masih ada di Jakarta sampai gue merantau ke bandung, baru kesampean sekarang, selain dikarenakan orang yang mau ngasihnya kabur, emang susah juga buat dipenuhin sih.. cekak euy.

Dan mudah-mudahan gue mau masang koneksi juga, trims to Rere, karena memberitahukan gue sebuah paket provider yang masih bisa gue jangkau (walaupun mengorbankan jatah makan gue beberapa hari, haha, kaga ding), Indosat Im2, provider internet dengan basis prabayar, ck.. pas deh buat orang yang keuangannya ngga pernah tetap kaya gue. Bisa inetan unlimited dengan 100k selama sebulan penuh, yeah, besok gue mau ke grapari indosat terdekat buat ngurusnya. Tapi paket pascabayar matrix kayanya juga oke, ew.. ngga kayanya, ntar gue kejebak pulsa-yang-seolah-unlimited-padahal-tagihan-di-akhir-bulan-nyekek-leher kaya Rere, wakaka..damai re, damai. Dan juga, berkat kiriman pc suite dari si Tika, Zilch akhirnya bisa beroprasi dengan maksimal, udah bisa digunakan as modem, sip2..

Oh ya, sedikit berbagi pengalaman deh. Beberapa orang mungkin udah tau, tapi ngga ada salahnya gue menuliskan ini sebagai refrensi buat orang lain toh. Oke, semuanya dimulai di siang yang cukup panas lima bulan yang lalu, bulan juli tepatnya dan tanggal berapanya gue lupa. Saat itu lagi gencar-gencarnya gue melakukan hobi baru terasik yang pernah gue lakuin : bersepeda. Hampir tiap hari, tiap saat gue mengendarai kendaraan roda dua paling bonafide di mata gue waktu itu. Mantap. Sekolah, daerah menteng, monas, ancol, mangga dua, pasar baru, semuanya gue libas abis gue lewatin. Fly over gue tanjak demi meluncur kenceng di sisi lainnya, pokoknya kalau digambarin hubungan gue dengan si sepeda ini, bisa diwakilkan dengan kata,Addict.

Semua oke, sampai suatu saat, sore, gue akan pulang kerumah setelah cukup lelah berkeliling kawasan cempaka putih, dan di galur, dengan jalan yang cukup lebar, setara dengan jalan protocol otomatis membuat mobil-mobil yang lewat disana memacu kendaraan sekenceng mungkin, dan gue, sebagai pengendara sepeda yang punya keterbatasan kecepatan, harus bener-bener hati-hati nyebrangnya. Dan yah, gue nyebrang, bolak-balik liat belakang memastikan semuanya oke, aman biar gue bisa nyebrang dengan selamat, ternyata, trotoar/pembatas jalan adalah hal kedua yang paling berbahaya setelah kendaraan lain di jalan raya. Tepat kawan, karena terlalu lama melihat kebelakang, dan gue dalam kecepatan yang ngga memungkinkan untuk berkelit, jadilah gue menyerempet pembatas antara jalanan umum dan busway yang mengakibatkan, gue, sang empunya sepeda terjungkal beberapa meter mencium aspal, sedap.

Gue bangun, dengan hampir seluruh badan remuk redam plus lecet, gue mencoba mengangkat sepeda gue kembali. Dan ternyata gue ngga cuma mendapatkan lecet di muka dan beberapa anggota badan aja. Satu hari berselang, gue mulai sadar ada yang aneh sama kaki kiri dan tangan kanan gue. Saat itu, gue ngga terlalu fokus sama sakit di kaki kiri, karena disana ada luka luar, jadi gue piker itu cuma berdarah biasa aja, tapi ternyata.. nanti dibahas, gue lebih fokus sama tangan kanan gue ini, bener-bener sakit mampus, ngga bisa megang apapun, dan maksud gue dari kata ‘apapun’ adalah.. apapun..dan yah, setelah gue mengamati bener-bener pada hari ketiga, ternyata ada perbedaan antara pergelangan tangan kanan (yang sakit), dengan yang kiri. Yang kanan bentuknya lebih aneh, gue langsung menarik kesimpulan, dislokasi sendi.

Malemnya gue langsung ke tukang urut, dan uwaiah.. ngga ada bengkak, ngga ada luka luar tapi pijetannya ajib, no komen dah.. setelah selesai, sejujurnya ngga ada perubahan berarti dengan pergelangan tangan kanan gue, sampe sekarang gue ngetik inipun masih kerasa sakitnya, doh. Lalu, melompat beberapa bulan kedepan, September, September awal tepatnya, gue udah pindah ke bandung, dan bersiap untuk masuk kuliah yang diawali sama ospek. Luka di kaki kiri gue udah menutup sempurna, cuma menyisakan sebuah tonjolan kecil aja di bekas lukanya, awalnya gue piker ngga masalah, tapi semakin gue beraktifitas yang cukup berat, rasa sakit di kaki kiri ini mulai agak mengganggu, gue sama sekali ngga pernah menyambungkan rasa sakit itu dengan kecelakaan beberapa bulan yang lalu, sampai di suatu titik, sehabis gue pulang mendaftarkan ulang, kaki gue bener-bener sakit parah dan gue mulai menyimpulkan ada yang ngga beres setelah kejadian itu dengan kaki gue, ngga ketahan lagi dan akhirnya gue mengontak si Ibu, anehnya, yang panik malah si bude, lhaa,, dan gue dipaksa untuk meriksa ke RS Carolus, dan jadilah.

Hari pemeriksaan pertama, si dokter meriksa kaki gue bersama para mahasiswa kedokteran, menjelaskan dan mencoba menganalisis apa-apa aja yang mungkin terjadi dengan kaki gue ini, doh, kalo tau gue bakal diliatin sama mahasiswi yang cakep-cakep kan gue bisa rapihan lagi *kidding*. Si Dokter mukanya rada heran setelah memegang bagian yang pernah luka itu, dan ada dialog yang kurang lebih berlangsung seperti ini,
Dokter : hmm.. kalau dibeginikan sakit? *sambil meneken-neken bekas luka*
Gue : Emm.. Lumayan *sok cool, diliatin mahasiswi, kalo meringis ntar kerennya ilang*
Dokter : Yah, dugaan saya, tendon kamu terluka, kena pedal sepeda ya?
Gue : Eh? Luka? Parah ngga dok?
Dokter : Ngga kok, tapi di USG aja biar lebih pasti, pokoknya kamu jangan aktifitas yang berat dulu
Gue : Lah, kemarin saya abis ospek dok..
Dokter : *diem sesaat* *hening*…Lari?...
Gue : I..iya..
Dokter : KAMU LARI DENGAN KAKI BEGINI?
Gue : euh..
*mahasiswa kedokteran cekikikan*

Iyah, seharusnya, gue merasakan sakit yang amat sangat ketika gue memaksakan kaki gue untuk lari, ataupun naik tangga, tapi yah, entah emang dari kecil gue sangat terbiasa sama rasa sakit, jadinya rasa sakit di kaki itu cuma angin lalu buat gue, lah.. tukak lambung aja tahan, wakakaka.. dan karena hari itu bagian USGnya tutup, gue diharuskan datang lagi kesana minggu depan, doh, pemborosan. Datang, di USG, lagi-lagi saat pemeriksaan USGnya dikelilingin sama mahasiswa kedokteran, aih. Cukup menyenangkan pemeriksaannya, menggunakan gel dingin dan alat semacem pemindai harga di kasir departemen store, kaki gue diperiksa.

Setelah keluar hasil, kembali ke dokter tadi, diperiksa hasil USGnya dan diambil kesimpulan bahwa.. tendon gue sobek, bukan sekedar luka, tapi sobek, sepanjang 1cm sekian. Jah, dan saat gue tanya lagi kedokternya parah apa ngga, eh, si dokter malah ngejawab ‘parah’, dasar kaga konsisten sama omongan, haha.. katanya, sedikit tekanan yang berat di kaki kiri, tepatnya tendon Achilles gue ini bisa menyebabkan si tendon ini putus, dan kalau udah putus, akan susah lagi untuk normalnya, yah.. opsi ada dua, oprasi, memakan biaya sekitar 10jt yang jelas gue tampik mentah-mentah opsi ini, dan opsi kedua yang bisa dibilang mengambil resiko, yaitu membiarkan keadaan tendon tetap begitu aja, mengandalkan kemampuan tubuh untuk memperbaiki jaringan yang rusak itu dengan sendirinya, tapi ya jelas beresiko, dengan tekanan sedikit, mungkin aja tendon gue ini bisa putus, dan jelas, perlu waktu yang sangat lama untuk bisa pulih dengan mengandalkan kemampuan regenerasi aja. Tapi gue ambil opsi itu, karena opsi yang pertama sangat ngga mungkin gue ambil, walaupun si Ibu maksa-maksa, dan bilang ‘uangnya akan diusahain dikumpul’, gue tetep ga mau, cukup gue rasa gue merepotkan si Ibu, haha... semoga bisa sembuh.

Dan, karena sobeknya tendon gue ini yang mengakibatkan gue harus mengurangi aktifitas sebanyak mungkin, maka gue dengan berat hati membuang semua UKM yang rencananya akan gue masuki, Mahacita (pencinta alam), dan Judo, yah.. daripada cacat, eh? Udah termasuk cacat ya gue? Haha.. dan hal lain lagi? Oh ya, gue sekarang dalam masa pemulihan kondisi badan guee lagi dengan metode ultra recovery, ultra recovery itu semacem metode latihan otot yang memaksa otot sampe batas maksimal—sampai otot bener-bener kelelahan—lalu mengambil waktu istirahat, menunggu sampai ototnya pulih kembali baru melakukan latihan lagi dan terus berulang. Seperti yang gue bilang diatas, kaki gue ngga bisa dibawa kegiatan yang berat-berat, sementara gue doyannya olahraga lari, yaudin, gue kembali ke metode pas gue 1 SMA dah, push up, sit up, back up sampe otot gue sakit semua, berhenti tiga hari dan ulang lagi dari awal. Buat apa? Egile, ini gue 2 bulan ngga olahraga apa-apaan aja udah melempem badan guee, kalo ngga olahraga lagi, bakal jadi rumput laut gue ntar, melambai-lambai, *halah*

Yoshiki! Hepi Besdeeii

Filed Under (, ) by Pitiful Kuro on Thursday, November 20, 2008

Posted at : 3:10 PM

HEPI BESDEY YOSHIKI @ 20th November 2008






Hwalah, si Om udah 43 tahun ternyata, sukses yah om, walopun jatuh bangun kekaguman gue ke om yang satu ini (iye, apalagi pas ada si cecunguk brendel masuk ke project om, pret cuih!). Yaa, sampe sekarang lagu-lagu Om masih saya nikmatin kok, nyahaha..

Siapa Yoshiki? untuk lebih lengkapnya, silakan berkunjung ke sini dan sini aja. Dan yang males, gue jabarin sedikit tentang si Om paruh baya yang keren ini B-). Salah seorang founder dari grup band X Japan selain Toshimitsu Deyama, berperan sebagai Drummer dan Pianis, tapi ngga jarang menggunakan Instrumen lain semacam gitar saat konser. Dia tempramental (sangat), ambisius, dan pastinya berbakat. Hampir 90% aransemen musik X Japan adalah si Om ini yang membuat, hoo. Dan ambisius? Bayangkan, saat awal band ini berdiri, hampir ngga ada major label yang mau menampung ini band karena penampilan mereka yang ampun, sangat nyolok mata sekalee..

ya gimane orang labelnya pada kaga kabur kalo dandanan gahar begene?


Menyambung soal ambisius, karena ngga diterima di label manapun, akhirnya si Om ini mendirikan labelnya sendiri dari uang warisan ayahnya, wew. Kurang sarap apalagi coba? Dan yah, dia orang yang sangat memaksa kemampuan dirinya sampai batas maksimal, Huoh, lehernya pernah patah saat konser karena terlalu parah headbangnya. Dan dalam satu statementnya, dia pernah bilang "I'm doing lives that in anytime I can die, I'm in the limit of my body, maybe we can't support so long", dan itu menjadi kenyataan, di suatu live, si om ini pernah ambruk, jah.. jadilah itu konser dibatalan dan sama pula dengan konser yang berikutnya, aduh si Om.

Ah yah, kurang lbih itu yang bisa gue sampaikan, SUKSES OM!!

Stranger's Talk

Filed Under ( ) by Pitiful Kuro on Tuesday, November 18, 2008

Posted at : 1:23 PM

Stranger’s Talk, secara etimologi stranger’s berarti orang asing (jamak?), dan talk Ya sudah jelas, bicara, ngomong. Jadi dapat disimpulkan bahwa Stranger’s Talk adalah orang asing yang berbicara. Jah.. cukup basa-basi-najis-sok-ilmiah-nya gue rasa. Dalam kamus gue, atau definisi Stranger’s Talk menurut gue adalah saat-saat kita (dalam arti ini, gue tentunya) berbicara sesuatu hal dengan orang yang belum pernah kita kenal sebelumnya, tanpa ada latar apapun yang membuat kita dapat berbicara dengan orang asing tersebut, dan sesuatu itu dapat berupa apapun, pembicaraan basa-basi (smooth talk), yang serius, atau bahkan penginputan informasi-informasi baru.

Secara jujur, berbicara dengan orang asing itu jauh lebih nikmat, lebih tenang, dan lebih jujur. Karena mereka nggak mengenal siapa sebenarnya, apa latar belakangnya, dan 'apa' gue ini. Contoh sederhananya, pasti siapapun yang terlahir di dunia ini, dan merupakan makhluk sosial, pernah menanyakan-paling-nggak alamat/nama tempat ke orang yang ada dijalan, itulah stranger's talk, tapi dalam konteks yang dimaksudkan disini adalah sesuatu yang lebih mendalam lagi daripada sekedar menanyakan sesuatu secara sekilas, obrolan katakanlah demikian. Mengubah suasana dingin antara orang asing dengan orang asing menjadi obrolan antar kerabat dekat.

Tentunya, ada poin-poin variabel penilaian tertentu dengan siapa gue akan melakukan onrolan orang asing ini, tidak ke semua orang tentunya. Bagi gue, obrolan ini akan sangat-sangat-sangat menyenangkan apabila dilakukan dengan orang yang mempunyai spesialisasi di bidang tertentu dan sudah berpengalaman dalam bidang tersebut, bisa dikatakan, orang-orang yang sangat ingin gue ajak mengobrol adalah orang yang berusia diatas 50an atau punya spesialisasi tertentu. Apabila salah satu dari dua poin diatas terpenuhi, maka itu sudah lebih dari cukup, dan alangkah baiknya apabila dua poin itu terpenuhi.

Sering, karena gue adalah orang yang cukup suka melakukan perjalanan, maka lumayan sering juga gue melakukan pembicaraan sama orang asing, selintas, hanya saat itu dan selesai. Dan yah, banyak yang bisa gue dapet dari obrolan 2-3 jam perjalanan ini dengan orang baru. Saat gue pulang ke Bandung naek kereta, gue dapet tempat duduk, dan emang dasar mental rakyat jelata, gue ngga tempatin itu tempat duduk dan memilih untuk duduk di bordes, yeah. Disitu gue ketemu bapak-bapak berumur kira-kira 75 tahun, sama, dia juga duduk di bordes, gue sapa, dan tanya-tanya sekilas, ternyata dia baru aja mengurus pensiun dia di stasiun Kota. Weh, memang, mengobrol dengan orang yang sudah cukup berumur itu harus lebih jelas, karena pendengaran si bapak ini udah cukup menurun (iyalah, kerja di KA 55 tahun oi). Dia pernah masuk Unpad tapi keluar karena diterima di PT KA, lebih jelas prospek kerjanya, kata si Bapak.

Si bapak, punya 5 anak dan sebelas cucu, kesemuanya udah kerja dan udah keluar dari rumah (nikah), cukup miris, lima anak berpenghasilan tapi si bapak ini masih aja kerja sampai umur 70an, hoh, mudah-mudahan gue bisa menopang si Ibu nanti. Oh ya, bekel si bapak cuma air putih dalam bekas minuman kemasan dan itupun udah tinggal dikit, maka ya gue beliin aja minuman, dan sebagai gantinya, gue mendapat informasi-informasi yang cukup berguna buat gue. Kaya jalur kereta ekonomi bandung-jakarta, mantep info yang satu ini, kereta ekonomi yang berangkat di stasiun cibatu jam 05.00, sampai di Bandung jam 7, dan langsung berangkat ke stasiun Jayakarta (atau apalah, lupa), trus dari stasiun itu disambung lagi sama kereta ekonomi juga sampai ke Beos (kota). Dan bagian yang paling gue suka adalah, kedua kereta itu berhenti di SEMUA stasiun yang dilewatinnya, MANTEP. Suatu saat gue harus naek kereta ini (jiwa petualang terumbar keluar). Makasi pak infonya. Dan sampai akhir tiba di stasiun bandung, kami (gue dan si bapak), bahkan ngga tau nama masing-masing, itulah esensi dari Stranger's Talk, tidak perlu ada yang namanya latar belakang, cukup informasi dan obrolan, maka itu cukup.

Kurang lebih begitulah. Semakin tespesialisasi orang tersebut, maka semakin menyenangkan dan banyak pula info yang gue dapet. Dan pilihlah dengan selektif siapa yang akan diajak ngobrol, gue pernah mengajak ngobrol preman, dan copet, tapi bukan disaat mereka akan menjalankan spesialisasi mereka, bisa jebol itu kantong nanti. gue juga pernah ngobrol sama Homo, tapi jangan pas mereka lagi mengumbar nafsu, bisa ngga perjaka lagi ntar gue. Gue pernah ngobrol sama penjaga SPBU disaat gue long march ke bogor tengah malem, tapi bukan disaat mereka lagi tugas, bisa disemprot premium kau nanti. Intinya, liat lawab yang akan diajak bicara, baru maju. Mudah. Dan lagi.. mudah mungkin buat cowo, tapi sulit buat cewe, entah kenapa, gue juga ngga pernah ngobrol dengan orang asing yang cewe, ngeri disangka negatif duluan, jadi? Apakah perempuan lebih mudah curiga daripada laki-laki? Iya kayanya.. Adoh.. badan sakit semua, alamat sakit nih gueee...

Hal lain, yah, UTS udah kelar, dengan dua mata kuliah yang UTS terakhir gue baru belajar bener-bener, konyol. Dan untuk statistik deskriptif terkutuk, kayanya gue harus bener-bener buka mata, buka telinga, buka otak untuk bisa sukses di pelajaran ini, yeap.

Dejavu..

Filed Under ( ) by Pitiful Kuro on Wednesday, November 12, 2008

Posted at : 3:23 PM

UTS, oh ya.. akronim dari Ujian Tengah Semester, UTS atau bahasa perkuliahan dari Midtest, Ujian Blog, atau apalah nama terkutuk lainnya ini selalu menjadi Dejavu bagi gue. Dejavu itu bahasa sok dibagus-bagusinnya, intinya sih, hal yang sama selalu berulang entah di SMP, SMA, dan mungkin akan berulang lagi di perkuliahan ini. Dan apakah yang berulang itu? Oke, sekedar pembuka, Gue adalah orang yang ngga akan kapok atau mundur kecuali gue udah bener-bener ancur. Gue ngga akan minum obat saat gue flu kecuali Ingus gue udah berdarah, gue ngga akan berenti nonton dorama kecuali kepala gue udah pusing, gue ngga akan matiin Mp3 kecuali batre-nya udah abis.. Dan yah.. Gue ngga akan pernah serius untuk belajar kecuali nilai gue udah anjlok, Buakakakaka..

Mudahnya, sedikit gambaran dari beberapa UTS yang udah dijalanin, nilai-nilai yang udah keluar dan beberapa estimasi perkiraan nilai yang akan keluar itu bener-bener jeblok, yeah, dan kalo ada pertanyaan apa alasannya bisa seperti itu? Apakah gue ngga pernah memperhatikan dosen saat ada materi? Apa gue ngga pernah mencatar apa-apa aja kata mutiara dari si dosen? Dan apa gue ngga ada persiapan sama sekali? Oh ya, gue memperhatikan, ya, gue mencatat, dan ya, gue punya persiapan.

Tapi, yang bikin nilai-nilai gue tetep jongkok itu sudah disebut dengan antik di pembukaan paragraf diatas, tidak serius. Euh.. bener-bener keulang, gue selalu misuh-misuh saat yang namanya Ujian Blok ataupun Midtest ini diadakan tiap semesternya di SMA, karena nilai gue ngga pernah sesuai dengan apa yang gue inginkan, sangat tidak sesuai. Dan Respon gue dari stimulus-UTS-bernilai-jongkok ini ya tentu adalah pengoptimalan otak kiri yang memang sudah lama vegetatif ini karena libur super panjang, hahha. Di SMA bener-bener terasa kemudahannya, gue masih bisa melangkah ringan bagai debu walaupun Midtest gue jelek karena masih ada yang namanya semester 2, dan kelulusannya dilihat secara keseluruhan. tapi di Kuliah? Oh no.. kelulusan per-mata kuliah, jah.. ga lulus satu ya ulang lagi taun depan yang ngga lulus itu. Yang berarti.. harus bisa

Padah, gue sangat payah di salah satu mata kuliah, namanya statistik deskriptif, ohh.. mendengar namanya saja sudah sakit kepala ini.. Alasan yang bisa gue berikan yaa, gue sangat sulit untuk berkonsentrasi kepada hal-hal yang butuh ketelitian, dan gue sangat panikan andai jawaban satu soal ngga ketemu, jadilah.. joh.. yasudin lah, kayanya gue bakalan jeblog abis di mata kuliah itu, ngulang? Huaa..

Kembali, Ngekos

Filed Under ( ) by Pitiful Kuro on Monday, November 10, 2008

Posted at : 10:10 PM

Ah ya, kembali lagi ke alamat ini, kembali menuliskan lagi satu draft menyebalkan karena masternya lupa disave karena warnet mati lampu mendadak semalam, siyal. Tentang konspirasi, semalam gue menuliskan itu dengan semangat yang ngga tanggung-tanggung, dan jelas, tulisan yang seperti itu ngga bisa ditulis ulang seenak jidat, jadi yaaa.. seperti draft-draft menggantung yang lain, draft tentang konspirasi ini gue pending ke waktu yang ngga terbatas.

Yah, sebelumnya Blog ini sempat gue sembunyikan sebentar karena egoisme pribadi gue yang kelewat terumbar, haha. Ternyata tidak semua orang mempunyai pikiran yang standar, lapang, dan terbuka. Ngga sedikit dari mereka yang berpikiran sempit, tertutup, dan.. yaah, rada menyebalkan bila gue bisa menyebutnya demikian. Tapi sudah teratasi dan semuanya oke-oke aja, ngga ada sekipritpun hal yang menjadi pikiran gue berlarut-larut. Oke, awalnya jadi pikiran, kalo ngga ya mana mungkin gue memindahkan alamat blog ini sementara tanpa tedeng aling-aling? Sedikit, ngga banyak.. haha..

Oh yah, ada suatu perubahan kecil yang berdampak besar di gue. Yak, sekarang gue udah ngekos! *terdengar tangis haru di kejauhan*. Iyah, gue memutuskan begitu karena udah cukup kayanya gue merepotkan bude gue yang gue lintahkan selama 3 bulan ini, kasian kan kalo si bude harus ngurus bekantan rese yang sangat doyan nguras termos aer panasnya buat bikin kopi inih? haha. hulu dari ngekos adalah nyari kosan (yaeyalaaah, masa goreng singkong?), gue ngiter-ngiter daerah geger kalong, tempat Ulama favorit kita, AA Gym bernaung untuk mencari kamar yang sesuai dengan kriteria gue,
1. Pembayaran perbulan
2. Sepi
3. Tidak lebih dari 300rb sebulan
4. Udah termasuk listrik
5. Ngga sempit
6. Sebelahan kamarnya sama cewe cakep

yah ternyata, di daerah ini mencari kosan dengan kriteria pembayaran perbulan itu seperti mencari jodoh (halah), susah bener, sejauh yang gue cari, gue cuma menemukan satu kamar dengan harga pas 300rb, sudah termasuk listrik, sepi, tapi sayangnya agak sempit, dan sebelah kamar gue bukan cewe cakep, bapak-bapak, namanya juga kosan cowo. jadilah gue menempati kamar sempit berukuran kurang lebih 2 x 2.5 meter ini. Iye, dipendekin dikit lagi pas dah jadi peti mati. Kamarnya kosong (Jah, ngarep ape? ada double bed?), cuma diisi sama karpet yang ajib baunya apek sangat sampe ngebuat gue yang lagi pilek ini jedot-jedotin pala.

Dan gue pindah, membawa sebagian barang-barang yang kira-kira dibutuhi disini dari rumah tumpangan yang lama dibantu oleh si bude yang berbaik hati mau mengantar gue (etega amat gue disuruh ngegondol dua tas gede naek angkot). Malam pertama, Masya Allah.. gue tidur di karpet-apek-tipis-bau-dingin ituh! Tanpa kasur, tanpa bantal. bermodalkan Sajadah+sarung+jaket = bantal darurat, dan selimut satu-satunya yang pernah ketumpahan bumbu tela-tela, gue bersiap menghadapi malam. Dan taukah kamu? udaranya kaya musuhin gue, edingin beud, gue lagi pilek dan itu membuat idung gue mampet total, maka gue yang notebane jenius dalam menemukan hal-hal subtitusi ini menggunakan mulut gue untuk bernafas, yang mengakibatkan gue harus bolak-balik bangun tengah malem untuk memberi pelumas (aer putih) ke mulut gue yang kering karena nganga semaleman, hahha..

Lima hari penuh pendritaan seperti itu terus keulang-ulang, sampe kemaren gue berniat untuk mengambil barang sisa dari rumah tumpangan gue itu. Sampe disana, tentunya makan, mumpung gratisan, dan gue menemukan bahwa, si Ibu mengirimkan paket yang berisi,
1. Kompor Portabel + gas-nya
2. Piso
3. Mangkok + Piring + Sendok + Gelas
4. Panci
5. Water heater (Kopi Banzaaai)
6. Richeese
7. Kacang turbo rasa keju

Oke, jangan tanya gue apa maksudnya si Ibu ngirim barang 6 dan 7 karena gue sama sekali ngga ngarti. yeap, hidup gue udah lebih mudah disini, makan tinggal kewarteg yang dengan 3-4ribu, perut udah bisa kenyang, mau ngemil, jajanan bejejer disini, dan mau ngopi, udah ada pemanas aer, sip.. tinggal kasur.. uhuk.. Rencananya si Ibu mau dateng minggu ini buat ngebeli apa-apa aja yang kurang, yeah.. Komputer dong mum.. *ditendang*

Ahaha.. what in the world i live in, huh?

Filed Under (, ) by Pitiful Kuro on Tuesday, October 28, 2008

Posted at : 6:25 PM

Mahasiswa, kalo dipandang dengan mata masyarakat Indonesia yang masih sangat mencengkram norma, dan nilai (eneg) dalam kehidupan sehari-harinya, pastilah dipandang sebagai sosok manusia yang mengedepankan cara pikir cerdas, dan punya pembawaan intelek. Bahkan, kata beberapa orang, saat-saat seorang manusia menjadi mahasiswa, itulah puncak dalam kehidupan pikirannya. Katakanlah, Matang. Jadi, seperti apa sih seharusnya seonggok daging bernyawa yang dinamakan mahasiswa ini bersikap? Pastinya, selalu berkepala dingin dalam segala urusan, cool dalam menghadapi setiap masalah, kritis membangun dalam setiap keadaan, tidak terpengaruh pada satu pandangan, dan.. selalu berpikir. Itulah mahasiswa dalam pandangan masyarakat Indonesia, ada yang kurang? Tambahin ndiri deh..

Dan apa yang terjadi kalo makhluk yang bertitel mahasiswa ini keluar dari jalannya yang lurus? I mean, tidak seperti yang norma dan nilai katakan? Apakah mereka-mereka yang melanggar ini bukan mahasiswa? Well, it’s retorical, gue ngga akan menjawab pertanyaan kosong yang hanya gue tulis sebagai pemenuh paragaf ini aja, anda-anda yang membacanya inilah yang harus menjawabnya, khu..khu.. sekarang bayangkan, imagine, there’s no heaven.. ups.. sorry, abis denger imagine-nya John Lennon.. Maksud gue, bayangkan, seorang mahasiswa, dengan segala titel inteleknya itu masih berbicara dengan kata-kata yang.. ‘eew’, understand what I mean? No? in easy word, zoo language. Kaga ngerti juga? Whatever. Mahasiswa, kalo ngga salah, dalam pedagogika (ilmu pendidikan anak-anak *lols*), disebutkan bahwa usia mahasiswa yang mempunyai range 18-22 tahun itu bisa dikatakan sebagai dewasa muda. Dan walaupun masih ada kata ‘muda’nya, tapi paling ngga udah bisa disebut dewasa kan? Dan apakah mahasiswa yang bisa dengan mudah mengucapkan sumpah serapah, dirty word, bisa dikatakan dewasa (muda)? Atau bahkan, apa mereka bisa disebut mahasiswa yang menjunjung tinggi intelektualitas?

Demi Setan yang rajin puasa *credit to Raine*. Entah udah berapa orang yang nanya tentang ‘gimana sih orang udah bisa disebut dewasa?’ Or ‘gw udah bisa dibilang dewasa blom?’, don’t get me wrong, jangan salah, banyak yang nanya bukan berarti gue banyak temen yeh *grin*. Dan biasanya gue akan menjawab dengan jawaban-jawaban klise nan basi yang udah kelewat sering didenger orang. Umur yang cukup, pengalaman hidup yang banyak, pola pikir yang tenang, dan tentunya bise membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Sesimpel itu gue menjawab. Tapi.. apakah memang sesimpel itu? kalau yang dinamakan kedewasaan itu bisa dipatok dalam suatu ukuran, bukannya aneh? “Dewasa”, jelas ngga bisa diukur dengan statistik dan angka-angka, patokannya buram, ngga jelas sama sekali, lalu? Kenapa orang-orang bertanya? Dan andaikan bertanya, tanyakan pada diri sendiri, jangan ke orang lain, orang yang menyadari dirinya telah benar-benar dewasa itulah yang bisa disebut dengan dewasa. I mean, bukan sekedar mikir sebentar, lalu menentukan kalo dirinya telah dewasa, tapi.. semacam.. err.. kesadaran pikiran, termanualkannya cara berpikir dirinya sendiri, kesadaran akan ada dunia luas diluar sana selain dirinya. Ngga ngerti? Pasti, karena hal yang disebut dewasa ini.. seperti yang udah gue bilang, Me-ta-fi-si-ka.

Dan bagaimana dengan gue sendiri? Sejujurnya gue belum bisa mengatakan diri gue udah melewati patokan buram tersebut. Entah, but, I have a mind that achieve by visiting the dark, and the light (jangan protes soal grammar blarakan gw). Gue udah pernah merasakan bagaimana hidup berdekatan dengan neraka, yang mana manusia lain hanyalah sebuah objek pelampiasan hidup, mereka bisa gue pukul, injek, dan ludahin sesuka hati gue, yang mana kalo pulang tanpa memar di muka itu adalah sebuah anugrah, dan tanpa darah menetes itu adalah berkah. Gue udah pernah hidup berdekatan dengan—katakanlah kebaikan (abisnya kalo pake analogi surga kayanya aneh aja)—merasakan bagaimana khusyuknya shalat, tenangnya baca Al-Quran, merasa dekat dengan yang maha kuasa, dan menikmati hidup dengan orang-orang seagama yang selalu menjunjung tinggi persaudaraan. Dan dengan bekal hidup susah sekaligus tenang ini, pikiran gue yang sekarang terbentuk.

How lucky I am? Gue sangat beruntung memiliki pengalaman hidup yang seperti itu, bisa dibilang, hampir ngga ada hal yang bisa ngebikin gue sakit hati. Maksud gue, bener-bener sakit. Lecehan soal fisik? Ejekan-ejekan ngga bermutu? Tuduhan ngga berdasar? Say it. Hinaan verbal sama sekali ngga mempan buat gue. Ayolah, umur gue 18! Sedikit bersyukur gue memiliki kepribadian sinis self-sentris, sinis kepada diri sendiri, ada orang yang nyalahin gue, gue akan berpikir kalo emang gue salah, emang di gue salahnya itu. dan kalo salah, yaaa gue ngga akan malu-malu untuk minta maaf. Pernah baca di suatu Blog tentang hilangnya makna ‘maaf’ itu sendiri, katanya.. sekarang manusia meminta maaf sebagai formalitas.. dan itu bener-bener gue lakuin, gue salah, ya gue minta maaf, malu? Gengsi? Kata Sawamura di Harlem Beat, “dikasih kecap asin-pun gengsi itu ngga bisa dimakan”. Waktu lebaran kemarin pun, gue sama sekali ngga berucap ‘minal aidin’ ke orang lain sebelum orang itu ngucapin langsung ke gue. Buat apa minta maaf? Formalitas? Sebanyak apapun maaf, bisa gue ucapin andaikan gue salah, tapi apakah itu berpengaruh kedalam diri gue? Gue jawab ngga.. :D

Dengan pola pikir macem ini, yah.. jujur aja, gue emang ngga bisa diterima dimana-mana, SD, SMP, SMA, masa-masa yang gue habiskan untuk membentuk diri gue yang sekarang itu adalah masa-masa yang sama sekali ngga menyenangkan buat diinget, beberapa hal mungkin menyenangkan.. ah.. jadi inget, seseorang pernah bilang ke gue, “sebenernya masa bahagia manusia itu lebih banyak porsinya daripada masa sedihnya”, sebenernya, gue jelas-jelas menampik soal itu, dear.. :D. Gue lupa kapan terakhir kali gue ketawa sepenuh hati gue karena manusia lain, melepas endorphin keseluruh tubuh dan memperkaya oksigen dalam darah. Gue lupa. Dan.. seperti yang pernah gue tulis, gue akan berusaha berubah di dunia perkuliahan ini. Dunia baru, gue bilang. Dunia yang belum tau seberapa busuknya hal yang tersembunyi dibalik kulit keras yang menutupinya ini. gue berharap bisa melepas label anti-sosial gue disini, tapi.. ah, sebuah tamparan keras membangunkan gue dari mimpi kelewat muluk. Sebuah kejadian menyadarkan gue kalo emang gue ngga bisa diterima—seenggaknya—di Realworld. I was made for being Anti-socialism. Get real bung, jangan berlagak sok kenal orang lain di dunia nyata, dan mungkin emang gue harus membiasakan diri dengan keadaan ini, *buang semua mimpi muluk ke tempat sampah terdekat*. Well.. looks like I must tried to love this loneliness to slip out of this lonesome hole.. Welcome to The Jungle Networld..

EDIT TO ADD

Well.. sejam setengah setelah gue ngepost ini, sejam setengah setelah gue ngobrol dengan dua orang yang untungnya ada pada saat yang bersamaan, dan sejam setengah setelah gue mengingat seseorang yang tinggal di Malang sana :D, gue mau mengucapkan terima kasih banyak, gue ngga ngomong banyak sama lo berdua, bahkan ngalor ngidul, dan dengan tambahan titel 'gue bukan siapa-siapa' lo bedua, stranger, eh? tapi dengan ngobrol itu udah bisa nenangin kepala gue yang kelewat panas, :D, makasih yak. Dan buat Ussi, bahkan walaupun gue ngga kontak sama lo, kayanya dengan inget segala gaya posting lo dulu, gue bisa senyam-senyum sendiri, makasih us. Makasi buat lo betiga :D, NetWorld is the best lah pokoknya..

Slip Out

Filed Under ( ) by Pitiful Kuro on Monday, October 27, 2008

Posted at : 3:48 PM

I don't know since when I changed to such a cold-hearted guy
I have to warm this frozen, icy, lonely heart to thaw
I like being wrapped with warmness more than anything else for sure
I'm gonna make my coming days to be filled with laughter and joy

I let myself down that I'm more cruel than I thought I would be
I'm just a loser who ends up by caring for my soul
I don't give my heart to no one cause I don't wanna waste my time
I tried to love this loneliness to slip out of this lonesome hole

Sorrow is what I hate but it's grown my sensations
Regrets taught me how to make any hard decisions
Peace is always by my side but I've never felt it once
Love is not the word only for the sweet romance

Well, I'm scared, scared, scared, scared to death
And I'm scared to keep on going on my way
Well, I'm scared, scared, scared, scared to death
And I'll tell myself I'm special till the end

Recalling my torn, broken, aching heart of these long days
And all the memories I wanted to forget for making leaps
Recalling, breaking, aching, crying, making sure to me
And I take all and grin at my future on the way


Well..

Saya Jadi Kelinci Lagi..

Filed Under ( ) by Pitiful Kuro on Monday, October 20, 2008

Posted at : 8:41 AM

Ealaaah.. Pusing gue. Gue yang pastinya berstatus sebagai orang yang numpang di keluarga orang laen ini harus tau diri dong? Gue ngga boleh macem-macem disini, ngga boleh betingkah yang aneh-aneh, dan yang lebih penting diatas itu semua adalah mengetahui, "mana yang boleh, dan mana yang ngga" dana "mana yang punya gue, dan mana yang bukan". Untuk yang pertama, gue ngga ada masalah dengan itu, gue adalah orang yang bisa dengan mudah adaptasi di lingkungan baru, sedikit tips, banyak-banyakin ngangguk.. khu khu.. artiin sendiri yak.

Yang agak bermasalah itu yang poin nomer dua, gue kan numpang, sedangkan numpang itu sendiri berarti melintah ditempat orang, gue ngga punya apa-apa disini selaen yang gue bawa. Dan gue ngga mungkin ngebawa tivi, panci, kompor, bahan makanan/masakan dari Jakarta ke rumah ini pan? Itulah masalah yang lagi bikin gue harus sedikit muter otak inih. Jelasnya, karena gue numpang berarti gue harus tau diri, dan yang namanya tau diri itu harus tau batesan-batesan yang macem apa yang membatasi pandangan sang tuan rumah kepada gue.. err.. gampangnya, soal makanan deh, gue mesti kira-kira kalo ngambil makan, yaa sekali lagi karena gue numpang disini. Dan gue, yang merupakan jenis manusia yang mempunyai rasa ‘ga enak hati’ tingkat akut, maka porsi sekali makan gue itu.. sangat dikit. Sesedikit apa? Cuma setengah centong buat ngambil nasi, kira-kira 3 sendok makan lah. Itu saking gue ngga enak hatinya.

Dan apa mau dikata, karena lagi ada masalah sama napsu makan, tadi gue makan cuma lauk doang, dan jadilah gue dimarahin sama nyonya rumah, haha. Ini menimbulkan kesadaran gue untuk men-swadaya-kan urusan perut gue di Bandung, di rumah tumpangan ini. Nyari makan sendiri, berarti keluar uang tambahan, sedangkan uang kiriman itu jumlahnya bener-bener mepet kalo diitung berdasarkan pengeluaran gue sekarang, jadinya mustahil binti mustahal andaikan gue tiap hari ngebeli makan diluar. Itung aja andaikan gue makan sehari 10 ribu, sebulan bisa 300ribuan, yang berarti setengah dari jatah bulanan gue (note: fluktuatif, ga tentu sih sebenernya). Bisa-bisa gue ngesot ke kampus gara-gara ga ada ongkos.

So? Ditengah-tengah kebingungan akan solusi soal makanan ini, gue mendapatkan ilham saat ngebaca komik. Sederhana sebenernya, gue cuma kaga kepikiran aja. Di komik itu, tokoh utamanya hampir selalu makan sayuran, iyah, si Sentaro, si kelinci yang luar biasa imut itu pan makannya sayuran, wakakaka.. jadilah gue inget sama gaya hidup gue dulu, Vegetarian. Kaget? Haha, orang yang kenal gue ngga ada yang tau gue pernah jadi veggie selama beberapa bulan, dari 3 SMP sampe 1 SMA awal. Alesan awalnya itu sangat ngga jelas, tau-tau gue udah mutusin gitu aja, dan jadilah gue veggie selama kira-kira 6 bulan. Dan gue berenti karena gue ngga sanggup mendanai gaya hidup gue itu. Yaa.. karena orang rumah gue sangat doyan yang daging-daging, maka sama sekali ga ada tempat buat gue yang makannya cuma sayur, gue beli sendiri sayurnya dan gue olah sendiri. Dan namanya juga anak esempe/esema awal, jajannya berapa sih? Yaudin, gue kaga kuat nguarin duit tiap hari buat makan sendiri, hilanglah gaya hidup tersebut.

Dan sekarang, gue kepikiran untuk mulai itu gaya hidup itu lagi, ya karena keadaan yang emang maksa gue untuk nyari makan sendiri dan masalah finansial yang mepet ama tembok, menurut gue ya gaya hidup ini yang paling cocok. Sayangnya disini ngga ada pasar, so gue mesti beli dari semacem toko swalayan deket rumah, belum cek harganya, mudah-mudahan sih ga jauh beda sama pasar deh. Dan soal pengolahan? Gue belajar sesuatu dari pengalaman sebelumnya, jangan ngabisin duit cuma buat beli mayonaise, mwakakaka.. iye, gue doyan banget sama salad + mayo yang banyak, dulu gue tekornya disana, fufu.. jadi, gue mungkin bakal ngolah itu makanan dengan cara yang simpel aja, palingan gue rebus pake aer garem, jadi dah..

Well.. mudah-mudahan mulai besok udah bisa gue mulai deh :), no meat, chicken, egg, etc.. uoooohh.. Demi kelangsungan iduuup!!!

Insomnia

Filed Under ( ) by Pitiful Kuro on Thursday, October 16, 2008

Posted at : 9:51 AM

Sekali lagi, untuk kesekian kalinya gw berada di depan kompi pada saat seharusnya gw membaringkan kepala gw di bantal, dengerin lagu-lagu dengan beat yang slow dan menunggu mata gw terpejam, menunggu pikiran gw ingin beristirahat, tapi gw malah disini, di depan komputer dengan mata yang luar biasa belo’.. gw ga bisa tidur. Insomnia? Wonder, dari dulu gw bingung sebenernya insomnia itu apa, apa syarat dan batasan hingga seseorang bisa disebut mengidap insomnia, apakah dengan sengaja begadang itu insomnia? Dan jujur aja, banyak orang yang gw temuin di keseharian gue yang mengatakan kalo dia insomnia. Misal, suatu saat gue login Y!M jam 1-2an dan menemukan seseorang masih OL, gue sapa dan gue tanya, “masi OL? Ga tidur?”, dan dijawab dengan, “ga bisa, gw insomnia”.. tapi lima menit IMan, dia udah kaga bales lagi, tewas.

Seolah, entah ya, gue cuma merasa orang-orang yang gue temui itu akan merasa lebih keliatan ‘oke’ andaikan dia memberikan alasan ‘insomnia’ setiap kali dia masih terjaga sampe jam-jam tertentu. Kan keren tuh, insomnia yang notabene adalah suatu gejala psikologis (bisa biologis juga), dan gejala psikologis selalu punya tempat tersendiri dalam pandangan-pandangan orang, sebagian menganggapnya, katakanlah, “keren”. So? Sekedar pembukaan mata batin kita, gw mau sedikit menjabarkan apa sih insomnia itu?

Sikit-sikit Pengertian Insomnia
insomnia is a symptom of a sleeping disorder characterized by persistent dificulty falling asleep or staying asleep.

Hmm.. semacam penyimpangan tidur yang ditunjukkan dengan gejala-gejala susah ketiduran atau susah bertahan untuk tidur (kebangun bolak balik). Oh, maafkan penerjemahan saya yang ecekeble ini, yang penting ngerti pan. Trus? Apakah kalo gue susah tidur karena ada orang yang gamparin gue tiap kali gue mau merem adalah insomnia? Padahal gue ngantuk luar biasa. Dan andaikan gw emang bener-bener ngga bisa tidur sehari penuh, total, tapi besoknya gw tidur ngorok kaya sapi kekenyangan, apa itu insomnia? Oke, sedikit penjabaran, insomnia sendiri kebagi menjadi tiga tingkatan berdasarkan seberapa parahnya.

Bout Jenis Insomnia Berdasarkan Parahnya
Yang pertama, insomnia ringan, jangka waktunya antara hitungan hari sampai ke mingguan. Insomnia ini belum tentu disebabkan karena sleeping disorder, bisa karena jetlag, keadaan lingkungan yang emang ngga kondusig dsb lah, intinya faktor yang dateng dari luar.

Yang kedua, insomnia akut, udah mulai menunjukkan ketidakmampuan untuk tidur dengan baik dalam jangka waktu antara tiga minggu sampai setengah tahun, penyebabnya masih diantara peralihan emang penyakit mental or.. sekedar masalah kecil yang dibesar-besarkan.

Yang ketiga, insomnia kronik, seperti yang bisa ditebak, inilah yang paling parah, udah dipastikan adalah penyimpangan psikologis (atau sekali lagi, biologis), entah halusinasi awal dari schizophrenia, penyakit mental macam PTSD (post traumatic stress disorder), OCD (obsessive compulsice disorder) dan kawan-kawannya. Dan pastinya, kematian bisa terjadi di tahap ini, jangka waktunya, a year in a row mamen..

Well, gw rasa, andaikan emang ada orang-orang Indonesia yang emang mengidap insomnia, gue yakin mereka ngga akan sampe ke tahap kedua, yah.. dan andaikan lagi, emang ada yang sampe ke tahap ketiga, gue yakin masih bisa diitung jari, indonesia gituh..mikirin apa sih? Mental tempe yang kalo dapet masalah dikit aja langsung bunuh diri? ngga bakal sampe ke insomnia pastinya. *ehem.. kok gue ngerasa yah?*. Dan, karena refrensi hanya menyebutkan range insomnia ringan itu 'hitungan hari sampai mingguan', apakah dengan ngga tidur sehari itu bisa disebut insomnia? Entah yah, gw ngga berpendapat gitu, insomnia bagi gue adalah suatu gejala yang berkelanjutan (bagi gue yee). So, yang ngga tidur seharian tapi besoknya molor kaya sapi itu bukan berarti insomnia pan? lagipula, Insomnia tidak sama dengan begadang, lebih mengacu kepada kesulitan otak untuk beristirahat, sulitnya diri kita mencapai keadaan alam bawah sadar tertentu.

Sekedar penggolongan berdasarkan gejala
Sebelum gue menjabarkan bagian yang gue tunggu-tunggu juga, sebab-sebab insomnia, gue bakal menjabarkan terlebih dulu tentang jenis-jenis insomnia berdasarkan gejala-gejala fisiologisnya. Terbagi ke tiga kelompok, yang pertama, kelompok insomnian yang sulit tidur di awal. Yang kedua, insomnian yang terbangun di tengah malam dan merasa sulit untuk tidur lagi, dan yang ketiga, orang yang terbangun di tengah malam dan ga bisa tidur karena terganggu oleh rasa sakit, biasa ini dialami orang-orang yang sedang dalam masa terapi, or penyembuhan. Well? Merasa masuk salah satu diatas? oke, tunggu sampe baca sub bagian berikutnya.

Ohoho.. Penyebab Insom-may-nia
Mabok, itu yang gue rasain pas ngebaca refrensi, ternyata lumayan banyak juga penyebab disorder yang satu ini selain gejala mental, oke, ga pake basa basi, langsung aja.

A. Karena stimultan kimiawi
-Kokain :p
-Kafein! MBUAKAKAKA...
-Ephiderin
-Amphetamin
-dan kawan-kawannya yang bahkan saking njlimet tulisannya gw males ngetiknya..

B. Hormon
Biasanya dialamin sama orang yang lagi menstruasi or menopause. Tapi ini juga bisa dikategoriin kedalam penyebab insomnia karena gangguan rasa sakit deh, soalnya ada seseorang yang gue kenal yang sembilenguin-nya (or apalah, gue ga tau pastinya apa) parah dan ngga bisa bahkan untuk bangun dari tempat tidur, eew.. sakit ye mbak? untuk gue cowok.. :p

C. Masalah idup
Yah, standar lah, takut akan sesuatu, setres (belum sampe ketahap penyimpangan mental), gugup, love life (weh..), masalah kerjaan, keuangaan. dan lain-lain

D. Mental Disorder
Ga perlu gue jelasin panjang lebar kayanya yah? Schizophren, PTSD, GAD, OCD, dan lain-lain..

E. Tuntutan kerjaan :p
Yaaah.. macem shift kerja tengah malem, or Jetlag juga bisa memicu munculnya insomnia ringan

F. Fatal Familial Insomnia
Man.. this is the worst, ini keadaan insomnia yang udah bawaan sejak lahir, dia punya kelainan untuk ngga bisa tidur dengan baik, atau malah nyaris tidak tidur sama sekali dalam hidupnya, untuk ini, Gaara adalah contoh yang bagus, *dijitak*.. adaw.. sori, gue lagi males nyari~

So? Ada yang nyangkut-nyangkut? Udah mengukuhkan diri lo sebagai insomania? *kidding*, tunggu (lagi) sampe liat pembahasan berikut tentang misjudgement about insomnia and the other sleeping problem. Oke, setelah penjabaran setengah hati yang gue lakukan ini, gue mau memberikan kejelasan bagi anda-anda yang mempunyai masalah tidur, apakah ini insomnia, atau sekedar 'take a pee in the middle of the night?' lets see..

Salah Kaprah Tentang Insomnia
Seperti yang gue bilang di awal post, banyak yang mengaku dirinya mengidap Insomnia, padahal ga sampe beberapa menit dia mengakui itu dia langsung tewas, kalo ditanya apakah itu Insomnia, pastinya bukan dong? Lalu apa? Ada beberapa hal yang dimisjudge sebagai Insomnia, beberapa diantaranya..

Sleep Apnea, atau bahasa manusianya, gangguan pernafasan waktu tidur, gejalanya tuh disebabkan karena salah satu alat pernafasan orang tidur ini kehilangan gerak ototnya, lalu ngganggu sistem pernafasan dan akhirnya ngganggu yang tidur juga. Mereka-mereka yang mengalami ini biasanya adalah orang yang mempunyai gangguan asma dan lemah jantung, dan kebetulan gue pengidap dua-duanya (untuk asma, gue dah kaga lagi, yey), gue pernah ngalamin ini dulu, dan rasanya? UEH.. dada lo kaya dihantam palu godam bok. Bangun tiba-tiba gue langsung spontan duduk dan napas gue bunyinya kaya seruling sunda, "ngik-ngik-ngik", dan dengan kecepetan napas yang maigat.. mengerikan deh. Ini bukan Insomnia. Jelas.

Gangguan urin, seperti yang udah terjabar dengan jelas, kalo anda terbangun karena kebelet pipis dan ga bisa tidur lagi, itu juga bukan Insomnia.. hahak..

Emang sengaja kaga tidur, naaah.. atau bahasa-sangat-gaulnya itu.. begadang, definisi begadang itu sediri pan, melawan kantuk untuk sengaja tidak tidur karena suatu keperluan, maksud, atau tujuan yang beragam, kalo ngga punya tujuan, sebaiknya jangan begadang, seperti yang udah sering disampaikan panutan kita Haji Rhoma Irama..

Begadang jangan begadang, kalau tiada artinya
Begadang boleh saja, kalau ada perlunya

Kalau terlalu banyak begadang
Muka pucat karena darah berkurang
Kalau sering kena angin malam
Segala penyakit akan mudah datang
Darilah itu sayangi badan
Jangan begadang setiap malam

Note : penulis sampe gugling buat nyari lirik ntu..

Jadi? Apakah anda-anda semua udah mendapatkan gambaran? Hope so.. dan gue sendiri, mungkin masuk ke tingkat insomnia ringan, dan selalu susah tidur di awal, penyebabnya? Apalagi? Ka-pe-in laaah..ebusyet... dah jam tiga!! Besok gue Kul Jam 7!!! Noo...