'itu' tertulis di jidat gue, baca aja..
Filed Under (From My Mind ) by Pitiful Kuro on Wednesday, December 03, 2008
Posted at : 1:42 AM
Gue selalu mencari ‘gaya’ yang cocok buat gue pake dalam keseharian gue. Gaya? Apa itu gaya dalam definisi gue? Gampangnya sih, mindset gue dalam menghadapi keseharian gue. Dan yah, gue udah mengganti gaya tersebut beberapa kali semenjak mengenal konsep ini dari SMP. Dari yang pemalu abis, sok-sok berani nantangin orang, penghuni pojokan kelas yang suram, si ceria yang selalu menebar senyum, pembenci eksistensi orang lain yang ngga pernah menganggap dirinya, si kesepian yang ngga punya teman, penolong semua orang disaat kesusahan, dan si skeptis-apatis yang masa bodoh sama yang namanya relasi dengan orang lain.
Itu semua berganti-ganti menempati posisi kendali dikepala gue. Menetukan setiap tindakan yang sekiranya akan gue lakukan. Dan untuk beberapa waktu, disaat gue sering mengganti tipe-tipe gaya ini, ngga jarang gue dibilang ngga konsisten, payah, plin-plan, dan sebutan lainnya yang bunyinya ngga enak, great. Dan sebenernya untuk apakah gue mengganti itu semua? Alasannya ada dua, yang pertama untuk kebaikan orang lain, dan yang kedua untuk kebaikan gue sendiri. Untuk orang lain, hmm.. sound’s silly, tipe ini biasanya muncul menstimulus otak gue untuk menggunakannya disaat gue ‘merasa’ bersosialisasi itu perlu, gue senyum, ketawa, dan membaur.
Ngga jarang gue bersikap sok bijak yang ingin ngebantu orang lain untuk ‘menyelesaikan’ masalahnya. Poin yang selalu gue inget Re, ampe sekarang : masalah orang akan selesai walaupun kita ngga membantunya. Entah terlupakan oleh waktu, atau terlindas kebahagiaan yang lewat, lelah mikirin atau apapun, pasti.
Dan untuk gue sendiri, muncul disaat gue merasa membaur sama manusia lain melelahkan, cape, dan sebagaimanapun gue berusaha gue ngga pernah akan mendapatkan apa yang gue harapkan dari orang lain, law of attraction tampak ngga berlaku di sini. Selalu ada yang salah, dan selalu merasa bodoh ketika gue berpikir bersosialisasi dengan orang lain secara langsung itu adalah keperluan kita sebagai manusia, tapi hey, lihat! Sekarang gue bisa bertahan di kamar 24 jam hanya dengan modal internet, such a nice way of life—i think.
Kembali ke hubungan dengan orang lain, gue capek karena hampir selalu gagal—lihat kata hampir—ada beberapa kesempatan yang membuat gue melakukan sujud syukur karena kesempatan itu datang dan gue dengan sukses meraihnya, yeah, gue berterima kasih karena diberi beberapa orang yang sejujurnya ngga mau mereka hilang dari hidup gue. Terutama karena mereka adalah hasil jerih payah gue yang gue lakukan di dunia nyata, i love them. Hubungan yang gue dapet dengan mereka adalah hubungan yang luar biasa pembentukannya, salah satunya malah baru merasa deket setelah 12 tahun menjalin hubungan yang so-so aja. Menyenangkan punya mereka walaupun jarak harus membuat gue membenturkan kepala ketembok saking kangennya *halah*
Untuk networld, nah..Gue dah ngga bisa berkata banyak lagi soal dunia yang satu ini soal relasi yang ada didalamnya. Oke, mengutip kata seseorang, “Untuk apa menting-mentingin hubungan net? Ngilang satu pun ngga bakal ngaruh kan?” yeah, she’s bloody damn rite. Arus networld itu terlalu ganas hanya untuk fokus ke 2-3 orang, orang baru datang, orang lama pergi, andai ngga ada kesan, maka jangan harap ada di kepala seseorang yang ada di networld. Kampretnya, hal itu benar. Tapi apakah salah juga andaikan ingin mempertahankan rekan networld ini? Ada beberapa yang terlalu dekat untuk mudah dilupakan, menyebalkan, eh? Konflikpun lebih gampang terjadi, maksud dan tujuan jarang sampai ke tempatnya dengan mulus ngga sedikit gue, apalagi yang menset pikiran gue untuk masa bodo sama orang lain ngebuat orang laen sakit hati karena maksud gue sebenarnya ngga tersampaikan. Oh yah, au deh.
Oke, isi dari post ini adalah menyampaikan maksud gue yang ngga tersampaikan, kok malah jadi panjang lebar basa-basi gini? Intinya, gue selalu merubah mindset gue untuk yang lebih baik, menyempurnakan yang satu, menggabungkannya dengan yang lain dan menggunakannya untuk kepentingan gue sendiri dan tentunya beberapa persen untuk kebaikan orang lain yang berinteraksi sama gue. Kalau ada yang ngga suka dan kaget karena perubahan tersebut, itu konsekuensi yang harus gue ambil. Dan karena gue dalam pola pikir orang yang cukup menyebalkan, gue ngga akan menawarkan sesuatu lebih dari dua kali. Take it, or leave it. Ngga pernah menganggap, atau bermaksud merendahkan orang lain.
Dan yah, andaikan emang capek dan memutuskan untuk say goodbye ya itu pilihan elo kok. Di jidat gue udah ada tulisan, “hati-hati, orang menyebalkan” sejak awal. Dan gue mewajarkan andaikan suatu saat lo jadi benci dan muak sama gue, haha. Oke? See you around.
Itu semua berganti-ganti menempati posisi kendali dikepala gue. Menetukan setiap tindakan yang sekiranya akan gue lakukan. Dan untuk beberapa waktu, disaat gue sering mengganti tipe-tipe gaya ini, ngga jarang gue dibilang ngga konsisten, payah, plin-plan, dan sebutan lainnya yang bunyinya ngga enak, great. Dan sebenernya untuk apakah gue mengganti itu semua? Alasannya ada dua, yang pertama untuk kebaikan orang lain, dan yang kedua untuk kebaikan gue sendiri. Untuk orang lain, hmm.. sound’s silly, tipe ini biasanya muncul menstimulus otak gue untuk menggunakannya disaat gue ‘merasa’ bersosialisasi itu perlu, gue senyum, ketawa, dan membaur.
Ngga jarang gue bersikap sok bijak yang ingin ngebantu orang lain untuk ‘menyelesaikan’ masalahnya. Poin yang selalu gue inget Re, ampe sekarang : masalah orang akan selesai walaupun kita ngga membantunya. Entah terlupakan oleh waktu, atau terlindas kebahagiaan yang lewat, lelah mikirin atau apapun, pasti.
Dan untuk gue sendiri, muncul disaat gue merasa membaur sama manusia lain melelahkan, cape, dan sebagaimanapun gue berusaha gue ngga pernah akan mendapatkan apa yang gue harapkan dari orang lain, law of attraction tampak ngga berlaku di sini. Selalu ada yang salah, dan selalu merasa bodoh ketika gue berpikir bersosialisasi dengan orang lain secara langsung itu adalah keperluan kita sebagai manusia, tapi hey, lihat! Sekarang gue bisa bertahan di kamar 24 jam hanya dengan modal internet, such a nice way of life—i think.
Kembali ke hubungan dengan orang lain, gue capek karena hampir selalu gagal—lihat kata hampir—ada beberapa kesempatan yang membuat gue melakukan sujud syukur karena kesempatan itu datang dan gue dengan sukses meraihnya, yeah, gue berterima kasih karena diberi beberapa orang yang sejujurnya ngga mau mereka hilang dari hidup gue. Terutama karena mereka adalah hasil jerih payah gue yang gue lakukan di dunia nyata, i love them. Hubungan yang gue dapet dengan mereka adalah hubungan yang luar biasa pembentukannya, salah satunya malah baru merasa deket setelah 12 tahun menjalin hubungan yang so-so aja. Menyenangkan punya mereka walaupun jarak harus membuat gue membenturkan kepala ketembok saking kangennya *halah*
Untuk networld, nah..Gue dah ngga bisa berkata banyak lagi soal dunia yang satu ini soal relasi yang ada didalamnya. Oke, mengutip kata seseorang, “Untuk apa menting-mentingin hubungan net? Ngilang satu pun ngga bakal ngaruh kan?” yeah, she’s bloody damn rite. Arus networld itu terlalu ganas hanya untuk fokus ke 2-3 orang, orang baru datang, orang lama pergi, andai ngga ada kesan, maka jangan harap ada di kepala seseorang yang ada di networld. Kampretnya, hal itu benar. Tapi apakah salah juga andaikan ingin mempertahankan rekan networld ini? Ada beberapa yang terlalu dekat untuk mudah dilupakan, menyebalkan, eh? Konflikpun lebih gampang terjadi, maksud dan tujuan jarang sampai ke tempatnya dengan mulus ngga sedikit gue, apalagi yang menset pikiran gue untuk masa bodo sama orang lain ngebuat orang laen sakit hati karena maksud gue sebenarnya ngga tersampaikan. Oh yah, au deh.
Oke, isi dari post ini adalah menyampaikan maksud gue yang ngga tersampaikan, kok malah jadi panjang lebar basa-basi gini? Intinya, gue selalu merubah mindset gue untuk yang lebih baik, menyempurnakan yang satu, menggabungkannya dengan yang lain dan menggunakannya untuk kepentingan gue sendiri dan tentunya beberapa persen untuk kebaikan orang lain yang berinteraksi sama gue. Kalau ada yang ngga suka dan kaget karena perubahan tersebut, itu konsekuensi yang harus gue ambil. Dan karena gue dalam pola pikir orang yang cukup menyebalkan, gue ngga akan menawarkan sesuatu lebih dari dua kali. Take it, or leave it. Ngga pernah menganggap, atau bermaksud merendahkan orang lain.
Dan yah, andaikan emang capek dan memutuskan untuk say goodbye ya itu pilihan elo kok. Di jidat gue udah ada tulisan, “hati-hati, orang menyebalkan” sejak awal. Dan gue mewajarkan andaikan suatu saat lo jadi benci dan muak sama gue, haha. Oke? See you around.