Petuah Nenek Sihir Tentang Nulis
Filed Under () by Pitiful Kuro on Sunday, December 13, 2009
Posted at : 12:33 PM
Couple weeks ago, my dear foe friend of mine told me that blog—or we can say, blogging—will make me feels lonelier than it should be.
What did i do when i’ve got nothing to do, rollin in my kosan without purpose, and just staring the plafon with my mouth filled up with cigarrete except writin something that crossing in my mind? Ggrrah, but she told me that way.
And honestly, it very true. Saat kita menulis, akan ada banyak hal yang sebelumnya tidak terkonsep ikut tertuang didalam tulisan yang kita buat, dan hal-hal tersebut, sayangnya membuat gue dan orang-orang setipe merasa.. yah, kesepian. Menyakitkan saat kita mengetahui borok kita sendiri yang sebelumnya tidak pernah diketahui. Seperti.. kita tentunya tidak akan mempermasalahkan sebuah panu di pantat jika kita tidak tahu kalau kita mempunyai panu bukan? Dan apabila tahu? Aah.. pusing sendiri. Padahal orang lain belum tentu tahu karena letaknya yang hanya diketahui oleh kita.
Apakah gue sadar sebelumnya? Yah, mungkin saja. Apa yang dikatakan oleh dia hanyalah sebagai sarana untuk menarik buah pemikiran tersebut ke alam sadar. Dan apa yang gue lakukan setelah gue sadar, apakah gue akan berhenti menulis? Tentu tidak. Seperti yang lo tau, say, buat gue kadang rasa sakit justru kerasa enak, rasa sepi mungkin adalah msg di mie ayam gue, dan kata susah itu udah ada tempat khususnya tersendiri terukir di jidat gue.
Well? Mungkin gue emang masochist sejati, gi?
Ah, guess i need to talk to you, again.
(btw, grammar gue jangan di protes yeh :p)
What did i do when i’ve got nothing to do, rollin in my kosan without purpose, and just staring the plafon with my mouth filled up with cigarrete except writin something that crossing in my mind? Ggrrah, but she told me that way.
And honestly, it very true. Saat kita menulis, akan ada banyak hal yang sebelumnya tidak terkonsep ikut tertuang didalam tulisan yang kita buat, dan hal-hal tersebut, sayangnya membuat gue dan orang-orang setipe merasa.. yah, kesepian. Menyakitkan saat kita mengetahui borok kita sendiri yang sebelumnya tidak pernah diketahui. Seperti.. kita tentunya tidak akan mempermasalahkan sebuah panu di pantat jika kita tidak tahu kalau kita mempunyai panu bukan? Dan apabila tahu? Aah.. pusing sendiri. Padahal orang lain belum tentu tahu karena letaknya yang hanya diketahui oleh kita.
Apakah gue sadar sebelumnya? Yah, mungkin saja. Apa yang dikatakan oleh dia hanyalah sebagai sarana untuk menarik buah pemikiran tersebut ke alam sadar. Dan apa yang gue lakukan setelah gue sadar, apakah gue akan berhenti menulis? Tentu tidak. Seperti yang lo tau, say, buat gue kadang rasa sakit justru kerasa enak, rasa sepi mungkin adalah msg di mie ayam gue, dan kata susah itu udah ada tempat khususnya tersendiri terukir di jidat gue.
Well? Mungkin gue emang masochist sejati, gi?
Ah, guess i need to talk to you, again.
(btw, grammar gue jangan di protes yeh :p)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comment:
Post a Comment