A Letter Of Agony
Filed Under (For Remember ) by Pitiful Kuro on Friday, July 10, 2009
Posted at : 3:40 PM
Tidur siang, bukan ide yang jelek. Tapi siang ini gue terbangun dengan satu sms masuk.
Gue membaca sms itu seperti membaca kutipan singkat diary lama, bukan dejavu, tapi seolah kedatangan sms itu udah gue perkirakan sebelumnya. Well..
What should i say, tho? Gue bukan orang yang hebat dalam bersimpati. Yah, mungkin dulu gue adalah ahlinya, tapi pengalaman lama mengajarkan banyak, dan buat gue, bersimpati itu sama nilainya dengan kosong. Entah buat yang lain, simpati tidak pernah memberikan kekuatan tambahan dikala awan mendung menggelayuti hari-hari yang hampa, itu buat gue pribadi.
I’ll never give my sorrow for you, tapi satu hal, gue akan memberikan penghormatan tertinggi untuk lo, yang mungkin pernah duduk disamping gue disaat-saat yang sulit, walau, ujungnya tidak berakhir baik. Darah kita mengikat, tulang kita pernah ada didalam satu jalur, dan gue bersyukur pernah memiliki elo sebagai salah satu bagian dari diri gue.
Sayang, walau gue berharap lo masuk surga, kayanya itu ngga mungkin mengingat seperti apa lo hidup dulu, haha, semoga lo ngga ditempatkan di neraka yang terlalu panas yah. Gue akan menyusul ngga dalam waktu yang lama, dear.
Yep.... nikmati perjalanan panjang lo ini kalau begitu.
---See ya.
“X meninggal, kecelakaan. Jenazahnya akan dibawa dari semarang besok, pemakamannya lusa, lo dateng kan?”
Gue membaca sms itu seperti membaca kutipan singkat diary lama, bukan dejavu, tapi seolah kedatangan sms itu udah gue perkirakan sebelumnya. Well..
“Ngga bisa, titip salam buat yang lain.”
What should i say, tho? Gue bukan orang yang hebat dalam bersimpati. Yah, mungkin dulu gue adalah ahlinya, tapi pengalaman lama mengajarkan banyak, dan buat gue, bersimpati itu sama nilainya dengan kosong. Entah buat yang lain, simpati tidak pernah memberikan kekuatan tambahan dikala awan mendung menggelayuti hari-hari yang hampa, itu buat gue pribadi.
I’ll never give my sorrow for you, tapi satu hal, gue akan memberikan penghormatan tertinggi untuk lo, yang mungkin pernah duduk disamping gue disaat-saat yang sulit, walau, ujungnya tidak berakhir baik. Darah kita mengikat, tulang kita pernah ada didalam satu jalur, dan gue bersyukur pernah memiliki elo sebagai salah satu bagian dari diri gue.
“Ashes to ashes, dust to dust; in sure and certain hope of the Resurrection into eternal life.”
Sayang, walau gue berharap lo masuk surga, kayanya itu ngga mungkin mengingat seperti apa lo hidup dulu, haha, semoga lo ngga ditempatkan di neraka yang terlalu panas yah. Gue akan menyusul ngga dalam waktu yang lama, dear.
Yep.... nikmati perjalanan panjang lo ini kalau begitu.
---See ya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comment:
Post a Comment