Skinpress Demo Rss

Bersulang, Untuk Morcerf!

Filed Under () by Pitiful Kuro on Tuesday, February 02, 2010

Posted at : 11:11 PM

Awalnya, seperti tersambar petir, kabar yang sampai ke telinga ini menusuk jauh sampai ke jantung, debaran terasa makin keras berpacu bagai kuda teji, leher meliuk mencari sudut kosong tempat untuk melamun. Bukan kosong, tapi kepada apa yang kita sebut sebagai memori, memori sebuah—atau dua buah konversasi tanpa konklusi yang tertuang secara acak kedalam nalar paling dalam di waktu yang tak teratur.

Pahit? Hanya kepahitan mutlak yang ada didalam kenangannya, mana yang berbau manis tidak dapat dicari, ada, tapi ilusi, ilusi memuakkan yang menurunkan kabut tebal didepan mata, menutupi penglihatan terang menjadi buram temaram. Ditipu hal manis, rasanya tetap sama, pahit.

Khawatir?

Bodoh mengingat umur yang telah beranjak lanjut. Salah, bukan kedewasaan berdasar umur, namun tempaan alam, seleksi kehidupan yang menempa telah menciptakan model pendewasaan diluar batas rasional manusia paling logis. Matang, seperti telur yang terlalu lama diangkat dari jerangan. Hebat, kuat, hidup, dan berjalan. Tapi satu hal yang membuat kepala tidak bisa digunakan dan hati yang berbicara.

Khawatir—yang, tanpa sebab.

Maka dari itu, bicara, konfirmasi akan validitas data yang ada, menjadikan sebuah sapaan dari burung menjadi nyata, tertuang dalam media elektronik maya meyakinkan. Bahwa tidak ada apa-apa. Dia hidup, katanya, seperti tokoh rekaan yang telah hidup terlebih dahulu dengan jemarinya, ia lahir kembali dari stagnasi kematian yang memeluknya bertahun-tahun.

Maka dari itu, puji syukur.

Saya lega.

0 comment: