Skinpress Demo Rss

Peduli Tidak Peduli

Filed Under ( ) by Pitiful Kuro on Monday, August 17, 2009

Posted at : 12:24 AM

Tanggal berapa sekarang? 17 Agustus. Dan kalau ditanyakan, ada apa dengan tanggal 17 agustus, maka kebanyakan orang, tentunya warga negara Indonesia akan menjawab dengan bangga: Hari kemerdekaan kita!

Terhitung 64 tahun yang lalu teks proklamasi dibacakan, kemerdekaan dideklarasikan, cengkraman penjajah dilepaskan, Indonesia terbentuk. Rakyat menyambut dengan antusias, kemerdekaan yang saat itu diperjuangkan pada bulan Ramadhan tidak menyurutkan teriakan-teriakan massa yang membara. Merdeka, merdeka, dan merdeka, itulah yang mereka ucapkan, tak peduli rasa haus dan lapar yang merajam perut, mereka tetap semangat berteriak, mengacu pada film dokumenter yang saya tonton tentang kemerdekaan republik kita ini tentu saja.

Sekarang, 64 tahun kemudian setelah bapak Soekarno maju ke podium, apakah semangat yang dirasakan oleh bumi pertiwi ini masih sama seperti dulu? Untuk yang satu itu, saya tidak tahu. Bisa iya, bisa juga tidak. Mungkin saya juga kurang ambil bagian dalam memparadekan hari kemerdekaan kita itu. Jelas saja, 19 tahun saya hidup, dan 18 kali hari kemerdekaan terlewat, belum pernah satu kalipun darah saya mengalir lebih deras setiap tanggal 17 agustus datang. Biasanya hanya numpang lewat dan tidak menimbulkan kesan yang berarti bagi diri saya pribadi.

Zaman dulu tidak sama dengan sekarang, zaman sekarang segala sesuatunya bisa diperjuangkan tidak hanya dengan main mulut atau main fisik, ada teknologi yang dinamakan internet yang membuat kita dapat berteriak dalam dunia maya, dan sebagainya. Atau justru sebaliknya? Justru teknologi lah yang mengakibatkan moral bangsa kita untuk urusan nasionalisme turun drastis? Kalau-kalau para ekstrimis berbicara, pastilah globalisasi dan modernisasi yang dijadikan kambing hitam. Atau yang lebih tidak bertanggung jawab, itu adalah salah para generasi muda yang terlalu rapuh jatuh kedalam bujukan tangan liberalis.

Entah untuk para kaum muda yang lain, tapi bagi saya, tanggal 17 agustus tidak ada bedanya dengan tanggal-tanggal lain dalam setahun, mungkin dengan pengacualian bahwa hari libur saya bertambah satu dengan adanya tanggal 17 agustus ini. Saya pun bukan orang yang nasionalis dalam artian umum. Saya melihat sebelah mata pada pancasila, memandang malas kepada burung garuda dan menggambar Crayon Shinchan pada saat pemilu presiden beberapa waktu lalu. Tidak cukup nasionalis kan?

Andai bisa, saya tidak ingin mengikuti satu-pun peraturan birokrasi di negara ini. Masa bodoh dengan KTP, masa bodoh dengan pajak, masa bodoh dengan kartu keluarga, sekali lagi, andaikan bisa. Sayangnya aturan mengatakan demikian, dan hidup saya bisa terganggu kestabilannya mengingat saya berasal dari golongan menengah ke bawah. Pemikiran saya masih seperti anak SMA ketika sedang presentasi, (1) pemerintah selalu salah, (2) jika ada masalah sosial politik, ekonomi ataupun bencana alam, silahkan kembali ke poin nomor 1.

Betul, saya tidak pernah melihat dimana bagusnya sistem birokrasi, tata pemerintahan dan bagaimana para rakyat menanggapi persoalan-persoalan tersebut. Teman saya bilang, “kita tahu, tapi kita pura-pura tidak tahu”. Yang saya balas dengan, “apa yang bisa kita perbuat? Toh kita tidak bisa apa-apa.”. singkat kata:

Saya cinta negri ini, Indonesia, tapi saya benci dengan sistem yang ada. Bukan pesimis, saya hanya merasa belum mampu melakukan apa-apa untuk menggerakan roda perubah. Dan catat kata belum, itu berarti ‘akan’, cepat atau lambat.

Selamat ulang tahun yang ke 64, wahai Zamrud Khatulistiwaku.

0 comment: