Waktu Kosong Lagi
Filed Under (For Remember ) by Pitiful Kuro on Friday, April 20, 2012
Posted at : 9:44 AM
Kadang gue bangun di
pagi hari libur, dan gue hanya pengen meluk bantal, nunggu pagi lewat menjelang
siang dan gue baru membuka mata. Kadang, gue menyadari kalau sore hari datang
dan lampu kamar belum dinyalakan, gue suka menunggu terang yang menjelma gelap,
pasir oranye yang tertiup angin tembaga, meleleh menjadi kelabu dan akhirnya
hitam pekat. Titik-titik kesendirian murni yang nggak akan bisa diacuhkan,
walau gue setengah mati fokus pada hal lain, nyanyian sunyi itu masih sanggup
menembus dinding perhatian gue yang dialihkan entah kemana.
Gue berpikir banyak
hal disana, suatu waktu gue hanya merasa kangen dengan adik-adik gue yang ada
di Jakarta, di waktu lain, gue kangen sama mbah yang ada di Solo, bahkan ada
saatnya gue rindu sama orang-orang yang pernah mengisi hidup gue entah kapan. Bisa
temen-temen SMP gue yang entah sekarang pada dimana, bisa mantan kecengan gue
pas SMA atau mungkin orang-orang anonim yang gue temui di kereta dulu—yang daya
tariknya luar biasa sampai sulit untuk gue labeli mereka anon. I gaze upon the
black dawn, and I see nothing more than a fiery cloud with anything but me.
Momen-momen sendirian
bisa aja nyebelin doang, tapi dengan sedikit perputaran paradigma, hal-hal
kecil ini juga bisa menjadi menyenangkan dengan cara yang aneh. Gak mungkin gue
bisa inget orang-orang yang disebut diatas, yang sekian banyaknya tanpa momen
kosong ini. Mengingat bahwa gue pernah melakukan hal yang begitu eksentrik atau
mungkin sesederhana menyenangkan, cukup membuat gelapnya sore terasa mengawang.
Rasa kangen bisa membunuh, rindu bisa
menyiksa, tapi kangen dan rindu juga bisa menjadi dorongan, poin-poin matematik
yang akan lo urutkan, dan akan lo lakukan ketika lo punya waktu luang yang
kelewat luang. Mungkin di waktu kosong nanti, gue akan mampir ke tempat siapa
entah gue nggak tau, temen lama, rekan lama, siapapun.
Kosong juga menjadi
inspirasi, di tengah godokan aktivitas harian yang mendempet waktu, mencuci
segala semangat untuk berbuat lain selain tidur di pojokan kamar yang udah
berbau apek, kosong memberi energi. Waktu kosong, memaksa untuk berpikir apa
yang akan dilakukan berikutnya? Tanpa ada agenda dan janji yang harus ditepati.
Maka logika berjalan, kearah dimana gelap pekat menjadi titik cahaya yang
memandu untuk bergerak sporadis, berpikir yang tidak terpikir. Dalam keadaan
normal, mungkin gue memilih tidur, tapi terima kasih untuk pagi yang kosong,
gue memutuskan untuk kembali menulis disini.
Pagi yang terasa
seperti sore, sore yang melantunkan mata berdebu, seperti magis, lagu ini
selalu keputer di playlist tiap saat momen-momen serupa muncul. Nggak mengerikan,
namun membuat senyum pertama di hari yang kayaknya nggak akan menyenangkan. Atau
nggak? Gue nggak akan pernah tau toh. Satu hal yang pasti, ekspektasi rendah
akan menimbulkan hasil yang impresif, karena dari awal nggak pakai harapan,
hasil medioker pun akan keliatan awesome.
Happy Friday.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comment:
Post a Comment