Nilai itu cuma angka mati yang saling bersaing, tapi wawasan terus hidup dan berkawan ;).
Filed Under () by Pitiful Kuro on Monday, June 28, 2010
Posted at : 3:13 PM
--Yusrina Pradipta
Bicara gampang, tapi ngontrol bicara yang kadang susah. Nulis gampang, tapi menulis yang penuh pertanggungjawbaan yang kadang sulit. Berpikir itu cetek, tapi berpikir tanpa menduga-duga tanpa bukti itu yang rumit.
Bebas, mau bicara kek, menulis kek, berpikir kek, seperti apapun juga ya silahkan, kalau anda ingin berpikir ingin membunuh seseorang, ya silahkan, ingin mencuri, terserah, ingin memperkosa anak pak RT? Bebaas. Itu semua bebas, free, ngga pake tiket, asalkan! Yeah, tentu ada syarat dan ketentuannya, asalkan satu hal penting dan krusial ini tidak dilanggar: pastikan subjek yang menjadi sumber derita anda, yang mau dibunuh, dicolong, diperkosa, digebukin dan macem-macemnya itu nggak tau.
Dapet poinnya?
Tau azas praduga tak bersalah gak? Tau kan? Mau sebrengsek apapun tampilan luarnya, anda-anda sekalian belum bisa menghakimi dia sebagai seorang bromocorah dan mengadili dengan cara membunuhnya toh? Bisa aja dirumahnya dia itu penyanyang binatang yang menampung 50 kucing? Mau berpenampilan seperti pecun begundal binal toket bleber pantat semok bodi semlohai juga, anda gak bisa memberikan penilaian, “yang begini nih bisa gue pake.” Karena bisa aja, dia pake baju begitu karena baju-bajunya pada basah.
Oh oke, anda keras kepala? Ngotot tarik urat ingin semua orang tau apa yang anda tulis-pikir-lakukan? Ingin semua perbuatan itu dibolehkan? Okee! Karena ini promosi, saya memberikan kesempatan bagi 3juta pembaca pertama, semua itu boleh aja deh, halal, asalkan ada satuuuu lagi hal yang sudah anda penuhi sebelum melakukan perbuatan-pemikiran-penulisan yang ingin anda deklarasikan ke khalayak ramai.
BUKTI! Iye, bukti, bego. Anying, brengsek, bedebah, kampret, sompret, bengek, bekicot, kalong, lonte, intestin, otak, segala jeroan, babat, urap, tempe goreng, testikel kambing, bangsat, dodol garut, pepesan kosong, perkedel bondon, emping solo, tongseng kambing, nangka bunting, kelapa-dago, ngehe, jurig nyasar, pocong kesandung, kuntilanak nyinden, genderuwo disko, trotoar busway, curut cepirit, usus ayam, bubur orok, kentang jamuran, babi keseleo, rokok basah, emaknye wiro sableng, tai kotok, tai kebo, tai burung, tai kucing, tai chi, tai pin san, celengan bagong, leak kejedot, empal gentong, dudukan pantat, komputer ngadat, jelek adat, panas pantat, pret.
Bebas, mau bicara kek, menulis kek, berpikir kek, seperti apapun juga ya silahkan, kalau anda ingin berpikir ingin membunuh seseorang, ya silahkan, ingin mencuri, terserah, ingin memperkosa anak pak RT? Bebaas. Itu semua bebas, free, ngga pake tiket, asalkan! Yeah, tentu ada syarat dan ketentuannya, asalkan satu hal penting dan krusial ini tidak dilanggar: pastikan subjek yang menjadi sumber derita anda, yang mau dibunuh, dicolong, diperkosa, digebukin dan macem-macemnya itu nggak tau.
Dapet poinnya?
Tau azas praduga tak bersalah gak? Tau kan? Mau sebrengsek apapun tampilan luarnya, anda-anda sekalian belum bisa menghakimi dia sebagai seorang bromocorah dan mengadili dengan cara membunuhnya toh? Bisa aja dirumahnya dia itu penyanyang binatang yang menampung 50 kucing? Mau berpenampilan seperti pecun begundal binal toket bleber pantat semok bodi semlohai juga, anda gak bisa memberikan penilaian, “yang begini nih bisa gue pake.” Karena bisa aja, dia pake baju begitu karena baju-bajunya pada basah.
Oh oke, anda keras kepala? Ngotot tarik urat ingin semua orang tau apa yang anda tulis-pikir-lakukan? Ingin semua perbuatan itu dibolehkan? Okee! Karena ini promosi, saya memberikan kesempatan bagi 3juta pembaca pertama, semua itu boleh aja deh, halal, asalkan ada satuuuu lagi hal yang sudah anda penuhi sebelum melakukan perbuatan-pemikiran-penulisan yang ingin anda deklarasikan ke khalayak ramai.
BUKTI! Iye, bukti, bego. Anying, brengsek, bedebah, kampret, sompret, bengek, bekicot, kalong, lonte, intestin, otak, segala jeroan, babat, urap, tempe goreng, testikel kambing, bangsat, dodol garut, pepesan kosong, perkedel bondon, emping solo, tongseng kambing, nangka bunting, kelapa-dago, ngehe, jurig nyasar, pocong kesandung, kuntilanak nyinden, genderuwo disko, trotoar busway, curut cepirit, usus ayam, bubur orok, kentang jamuran, babi keseleo, rokok basah, emaknye wiro sableng, tai kotok, tai kebo, tai burung, tai kucing, tai chi, tai pin san, celengan bagong, leak kejedot, empal gentong, dudukan pantat, komputer ngadat, jelek adat, panas pantat, pret.
Badan gue masih kerasa pegelnya, asumsi gue sih, akumulasi dari 2 minggu perjalanan keliling jawa kemarin. Padahal waktu dijalin sama sekali ga ada masalah, kemana-mana ayo aja dan ngga pernah ngerasa capek, sekarang? Udah kaya kakek-kakek.
Yah, menyenangkan kok, banget malah. Perjalanan gue kemarin dari Jakarta, Bandung, Malang, Yogya, Solo sampai akhirnya balik lagi ke Jakarta. Banyak orang-orang yang udah lama pengen gue temuin baru kesampaian kemarin itu. Dan ekspektasi gue ketika bertemu dengan mereka pun terlewati, lebih daripada yang gue harapkan ternyata, hehe.
Salah satu cita-cita gue terkabul, naik KA Ekonomi jarak jauh Bandung-Malang, harusnya sih dari Jakarta, tapi ada perubahan rencana. Rasanya? Yah, pegel, tapi rame, lo bisa ngobrol sama banyak orang disana, kaya biasa, itu adalah salah satu kesenangan di perjalanan buat gue. Hampir ¾ waktu perjalanan bahkan gue gunakan untuk mengobrol dengan orang yang entah disebelah gue, atau bahkan yang cuma lewat. Biarpun harus berkorban kaki jadi rada bengkak karena kelamaan berdiri, gue mendapatkan pemandangan sosial yang begitu indah.
Bayangin deh, penumpang pada merutuk karena pedagang bolak-balik lewat, padahal kadang mereka pada beli juga, dan para pedagang menggerutu karena gak dikasih jalan lewat sama penumpang yang berdiri, walaupun mereka bakalan jadi konsumen nantinya. Itulah, paradoks perkeretaapian Indonesia.
Paling menyenangkan tentu di Malang, gue ketemu banyak orang-orang yang menyenangkan lagi menarik disini. Gue diberikan tempat berteduh di kos temennya Ussi. Di tempat ini gue bener-bener diberikan gambaran kos-kosan cowo yang sering ditampilkan di cerita-cerita, yang 1 komputer rame-rame lah, yang punya konsol game wajib berbagi lah, traktir-mentraktir makanan, kalau malem kumpul di 1 kamar.. wueh.. Bandung kalah telak kalo soal ini.
Buat gue, kesan perjalanan gue di Malang bukan dari tempat-tempat wisata yang gue datangi, tapi justru dari orang-orang yang gue temui disana. Pesona yang diberikan candi ronggo ga sebanding dengan kebersamaan yang gue dapetin disana. Dinginnya Batu kalah dengan sesi obrolan singkat gue sama rekan yang bener-bener bikin gue semangat itu. Ngopi di warteg (euh, oke, kayungyun), ngobrol sama supir angkot dan banyak lagi. Gue bahkan berpikir, agak rugi juga gue gak berusaha lebih keras untuk masuk Brawijaya dulu pas SMA.
Malang itu kecil, seuprit dibandingkan Jakarta, cuma setengahnya Bandung tapi pesonanya luar biasa. Kota suram kalo kata gue. Kota dimana gue ga akan mau keluar di sore hari, kenapa? Karena pasti aura suram sepi bakal turun menggelayut memenuhi udara dan mengisi paru-paru lo dengan angin sendu. Cocok buat gue kali ya?
Gue ga begitu suka Jogja, yang pasti bukan kota wisata yang bisa dinikmati jika lo pergi sendirian, kota ini udah terinfeksi sama virus wisata, dimana segala-gala dijadikan komoditas, sulit bagi gue untuk menemukan sebuah obrolan murni sosialisasi disini. Entah gue yang nggak menemukan atau memang begitu adanya, nggak betah.
Dan Solo? Hey.. ini kampung gue, mau mengharap apa? Ketemu Mbah, Oom, anaknya, tante-tante dan segala hal yang ada disana, gue gak bisa ngeluh. Hek.
Lalu, apa gue akan menuliskan jurnal perjalanan gue? Haha, gue rasa nggak ya, kepanjangan dan kepala gue serasa penuh, lagipula, bukan hal yang bisa dinikmati saat menulisnya.
Yah, menyenangkan kok, banget malah. Perjalanan gue kemarin dari Jakarta, Bandung, Malang, Yogya, Solo sampai akhirnya balik lagi ke Jakarta. Banyak orang-orang yang udah lama pengen gue temuin baru kesampaian kemarin itu. Dan ekspektasi gue ketika bertemu dengan mereka pun terlewati, lebih daripada yang gue harapkan ternyata, hehe.
Salah satu cita-cita gue terkabul, naik KA Ekonomi jarak jauh Bandung-Malang, harusnya sih dari Jakarta, tapi ada perubahan rencana. Rasanya? Yah, pegel, tapi rame, lo bisa ngobrol sama banyak orang disana, kaya biasa, itu adalah salah satu kesenangan di perjalanan buat gue. Hampir ¾ waktu perjalanan bahkan gue gunakan untuk mengobrol dengan orang yang entah disebelah gue, atau bahkan yang cuma lewat. Biarpun harus berkorban kaki jadi rada bengkak karena kelamaan berdiri, gue mendapatkan pemandangan sosial yang begitu indah.
Bayangin deh, penumpang pada merutuk karena pedagang bolak-balik lewat, padahal kadang mereka pada beli juga, dan para pedagang menggerutu karena gak dikasih jalan lewat sama penumpang yang berdiri, walaupun mereka bakalan jadi konsumen nantinya. Itulah, paradoks perkeretaapian Indonesia.
Paling menyenangkan tentu di Malang, gue ketemu banyak orang-orang yang menyenangkan lagi menarik disini. Gue diberikan tempat berteduh di kos temennya Ussi. Di tempat ini gue bener-bener diberikan gambaran kos-kosan cowo yang sering ditampilkan di cerita-cerita, yang 1 komputer rame-rame lah, yang punya konsol game wajib berbagi lah, traktir-mentraktir makanan, kalau malem kumpul di 1 kamar.. wueh.. Bandung kalah telak kalo soal ini.
Buat gue, kesan perjalanan gue di Malang bukan dari tempat-tempat wisata yang gue datangi, tapi justru dari orang-orang yang gue temui disana. Pesona yang diberikan candi ronggo ga sebanding dengan kebersamaan yang gue dapetin disana. Dinginnya Batu kalah dengan sesi obrolan singkat gue sama rekan yang bener-bener bikin gue semangat itu. Ngopi di warteg (euh, oke, kayungyun), ngobrol sama supir angkot dan banyak lagi. Gue bahkan berpikir, agak rugi juga gue gak berusaha lebih keras untuk masuk Brawijaya dulu pas SMA.
Malang itu kecil, seuprit dibandingkan Jakarta, cuma setengahnya Bandung tapi pesonanya luar biasa. Kota suram kalo kata gue. Kota dimana gue ga akan mau keluar di sore hari, kenapa? Karena pasti aura suram sepi bakal turun menggelayut memenuhi udara dan mengisi paru-paru lo dengan angin sendu. Cocok buat gue kali ya?
Gue ga begitu suka Jogja, yang pasti bukan kota wisata yang bisa dinikmati jika lo pergi sendirian, kota ini udah terinfeksi sama virus wisata, dimana segala-gala dijadikan komoditas, sulit bagi gue untuk menemukan sebuah obrolan murni sosialisasi disini. Entah gue yang nggak menemukan atau memang begitu adanya, nggak betah.
Dan Solo? Hey.. ini kampung gue, mau mengharap apa? Ketemu Mbah, Oom, anaknya, tante-tante dan segala hal yang ada disana, gue gak bisa ngeluh. Hek.
Lalu, apa gue akan menuliskan jurnal perjalanan gue? Haha, gue rasa nggak ya, kepanjangan dan kepala gue serasa penuh, lagipula, bukan hal yang bisa dinikmati saat menulisnya.
you prodded me.you poked
me.you stroked me.you teased
me. you flirted me. you sucked
me in. YOU ARE ALWAYS
PASTRONISING ME! I'm so gonna
shuriken-ing you and do the
aveda kedavra for billion times
then cracking ur neck and let
Sumanto do the rest with your
body and cultivating ur brain for
my daily herbal tea. Ohyeah
darlo, ur brain's nutrition will
dongkrak-ing my 10 years old-
brother's vitality! -- Yusrina Pradipta
Dan ini epik.
me.you stroked me.you teased
me. you flirted me. you sucked
me in. YOU ARE ALWAYS
PASTRONISING ME! I'm so gonna
shuriken-ing you and do the
aveda kedavra for billion times
then cracking ur neck and let
Sumanto do the rest with your
body and cultivating ur brain for
my daily herbal tea. Ohyeah
darlo, ur brain's nutrition will
dongkrak-ing my 10 years old-
brother's vitality! -- Yusrina Pradipta
Dan ini epik.
Seumur-umur ada banyak karakter atau tokoh, baik fiksi maupun nyata yang bener-bener bisa bikin gue bergeter seneng. Berikut ini beberapa diantaranya.
Jean Reno
Aktor, buat orang Endonesa mungkin jarang keliatan, karena jarang juga sih dia dapet peran utama. Tapi kalo lagi hoki, biasanya filmnya yang berjudul Wasabi suka diputer di SCTV jam 2 pagi.
Alasan: Lo gak bisa liat pesona paruh bayanya? Jenggotnya? Kantung matanya? So seksi gituh..
Revolver Ocelot
Salah satu karakter game favorit gue dari Metal Gear series. Nama aliasnya Shalasaska, ADAM, ADAMSKA atau Ocelot simpelnya. Karakternya diadaptasi dari Lee Van Cleef, aktor western tahun 50an. Ahli senjata, khususnya Revolver SAA (Single Action Army) kaliber 45. Juga ahli penyiksaan dan interogasi.
Alasan: Kemampuan revolvernya nomer satu, dikenal juga sebagai Ricochet genius, kemampuan untuk mengenai sasaran dengan mantulin peluru lebih dulu. Masa mudanya adorable, rasa persaingannya tinggi, waktu tua figurnya bener-bener bikin segen. Salut buat Hideo Kojima yang bisa membuat karakter macem ini deh.
Ito Ittosai
Dikenal juga sebagai Ito Yagoro. Ronin (samurai tanpa tuan) misterius yang hidup di era 1600an, ngga ada kejelasan kapan dia lahir dan meninggal. Dari Manga Vagabond sendiri, Inoue Takehiko si pengarang menggambarkan Ittosai sebagai samurai tanpa tanding yang sempat berguru pada Kanemaki Jisai. Perangainya kasar khas kampung, tapi justru disitu gue bisa jatuh hati sama tokoh yang satu ini.
Alasan: Kuat, sangar, garang.
Masih banyak.. tapi segichu dulu deh
Jean Reno
Aktor, buat orang Endonesa mungkin jarang keliatan, karena jarang juga sih dia dapet peran utama. Tapi kalo lagi hoki, biasanya filmnya yang berjudul Wasabi suka diputer di SCTV jam 2 pagi.
Alasan: Lo gak bisa liat pesona paruh bayanya? Jenggotnya? Kantung matanya? So seksi gituh..
Revolver Ocelot
Salah satu karakter game favorit gue dari Metal Gear series. Nama aliasnya Shalasaska, ADAM, ADAMSKA atau Ocelot simpelnya. Karakternya diadaptasi dari Lee Van Cleef, aktor western tahun 50an. Ahli senjata, khususnya Revolver SAA (Single Action Army) kaliber 45. Juga ahli penyiksaan dan interogasi.
Alasan: Kemampuan revolvernya nomer satu, dikenal juga sebagai Ricochet genius, kemampuan untuk mengenai sasaran dengan mantulin peluru lebih dulu. Masa mudanya adorable, rasa persaingannya tinggi, waktu tua figurnya bener-bener bikin segen. Salut buat Hideo Kojima yang bisa membuat karakter macem ini deh.
Ito Ittosai
Dikenal juga sebagai Ito Yagoro. Ronin (samurai tanpa tuan) misterius yang hidup di era 1600an, ngga ada kejelasan kapan dia lahir dan meninggal. Dari Manga Vagabond sendiri, Inoue Takehiko si pengarang menggambarkan Ittosai sebagai samurai tanpa tanding yang sempat berguru pada Kanemaki Jisai. Perangainya kasar khas kampung, tapi justru disitu gue bisa jatuh hati sama tokoh yang satu ini.
Alasan: Kuat, sangar, garang.
Masih banyak.. tapi segichu dulu deh
Karena gue nggak ada kerjaan, maka gue mencoba melakukan hal baru nih.. idenya sendiri gue tiru dari blog thinkpokari.blogspot.com, mereka punya sesi postingan dimana mereka mentranslate sebuah lagu dengan asal, tapi jadinya lucu mampus. Dan entah kenapa mereka sekarang hiatus, lama banget gak ada postingan lagi, jadi mungkin ga ada salahnya gue nyoba-nyoba apa yang mereka lakuin.. enjoy it.
Muke Poker by Lady Gaga
Mum mum mum mah
Mum mum mum mah
Gw mau pegang mereka kayak yang mereka lakuin di permainan texas
Lipet mereka biarkan mereka mukul gue besarin bayi itu bareng sama gue (gue suka itu)
Permainan cinta dan intuisi mainkan kartu dimulai dengan sekop
Dan setelah dia udah nyandu gue akan mainkan yang ada di jantungnya (heart tuh jantung kan? Hihi)
Oh, oh, oh, oh, ohhhh, ohh-oh-e-ohh-oh-oh (?)
Gue mendapatkan dia panas, nunjukkin dia apa yang gue punya
Oh, oh, oh, oh, ohhhh, ohh-oh-e-ohh-oh-oh,
Gue mendapatkan dia panas, nunjukkin dia apa yang gue punya
Gak bisa baca,
Gak bisa baca (baca paan?)
Nggak, dia gak bisa baca muke poker gue
(Dia gak cinta sapa-sapa)
Gak bisa baca
Gak bisa ba Nggak, dia gak bisa baca muke poker gue
Mu-mu-mu-muke poker, mu-mu-muke poker
(Mum mum mum mah) (gak bisa napas?)
Mu-mu-mu-muke poker, mu-mu-muke poker
(Mum mum mum mah)
Gue mau berguling sama dia, pasangan keras kita akan menjadi
Sedikit judi itu nyenengin kalo lu bareng sama gue (gue suka itu)
Rolet rusia ga akan sama tanpa pestol
Dan beibi, ketika cinta itu nggak kasar nggak asik, asik (masochist?)
Balik ke reff.
Gue gak akan bilang ke elu kalo gue cinta elu (ciee)
Cium atau peluk elu
Karena gue menggertak dengan kue serabi gue (SUMPAH! Google translate yang bilang)
Gue gak boong gue Cuma takjub dengan lem cinta perburuan bersenjata (zzz)
Kayak cewek di kasino
Ambil bank lo sebelom gue bayar elu
Gue janji ini, janji ini (janji naon?)
Cek tangan ini karena gue menakjubkan
Mu-mu-mu-muke poker.
*Ditranslate dengan sedikit bantuan oleh gugel translate.. phew..
Muke Poker by Lady Gaga
Mum mum mum mah
Mum mum mum mah
Gw mau pegang mereka kayak yang mereka lakuin di permainan texas
Lipet mereka biarkan mereka mukul gue besarin bayi itu bareng sama gue (gue suka itu)
Permainan cinta dan intuisi mainkan kartu dimulai dengan sekop
Dan setelah dia udah nyandu gue akan mainkan yang ada di jantungnya (heart tuh jantung kan? Hihi)
Oh, oh, oh, oh, ohhhh, ohh-oh-e-ohh-oh-oh (?)
Gue mendapatkan dia panas, nunjukkin dia apa yang gue punya
Oh, oh, oh, oh, ohhhh, ohh-oh-e-ohh-oh-oh,
Gue mendapatkan dia panas, nunjukkin dia apa yang gue punya
Gak bisa baca,
Gak bisa baca (baca paan?)
Nggak, dia gak bisa baca muke poker gue
(Dia gak cinta sapa-sapa)
Gak bisa baca
Gak bisa ba Nggak, dia gak bisa baca muke poker gue
Mu-mu-mu-muke poker, mu-mu-muke poker
(Mum mum mum mah) (gak bisa napas?)
Mu-mu-mu-muke poker, mu-mu-muke poker
(Mum mum mum mah)
Gue mau berguling sama dia, pasangan keras kita akan menjadi
Sedikit judi itu nyenengin kalo lu bareng sama gue (gue suka itu)
Rolet rusia ga akan sama tanpa pestol
Dan beibi, ketika cinta itu nggak kasar nggak asik, asik (masochist?)
Balik ke reff.
Gue gak akan bilang ke elu kalo gue cinta elu (ciee)
Cium atau peluk elu
Karena gue menggertak dengan kue serabi gue (SUMPAH! Google translate yang bilang)
Gue gak boong gue Cuma takjub dengan lem cinta perburuan bersenjata (zzz)
Kayak cewek di kasino
Ambil bank lo sebelom gue bayar elu
Gue janji ini, janji ini (janji naon?)
Cek tangan ini karena gue menakjubkan
Mu-mu-mu-muke poker.
*Ditranslate dengan sedikit bantuan oleh gugel translate.. phew..
Subscribe to:
Posts (Atom)